Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | RI

18 April 2019   06:32 Diperbarui: 18 April 2019   07:13 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ri,aku masih ingat saat pertama kita berjumpa,ketika mentari hendak membelah jalan aspal di depan kita dengan cahaya lembutnya,tatkalah gumpalan awan mendung memberi waktu pada gerimis menggiring kita berteduh di ujung payung

kau tersipu malu,ketika butiran air hujan menyentuh pinggir hatimu,seakan menyadarkan bahwa aku masih berdiri di sisihmu.pipimu merona merah,seperti keriangan anak tak berbaju asyik dengan hujanya,mungkin begitulah hatimu

kini saat ini di tempat ini,kita bertemu kembali.membawa bongkahan kenangan masa lalu sebagai beban,mengurai manisnya hujan sebagai ujung penderitaan.aku tak pernah meninggalkanmu,seperti bayanganmu yang tak pernah jauh dariku

Ri,maafkanlah waktu yang telah merubah waktu seakan sia sia,maafkanlah hujan bila tetesan lembutnya mengorek luka,maafkanlah aku yang tak mampu menyimpan kenangan sebagai jembatan.kau di paksa oleh keadaan,aku pun hanya pasrah dengan kenyataan

Bagan batu 18 april 2019

untumu Ri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun