Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Serangan Fajar, Bukti Politisi Kita Tidak Belajar

6 April 2019   18:53 Diperbarui: 6 April 2019   18:55 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://memebomb.net

Masa kampanye adalah masa bagi para politisi negeri ini tebar pesona.wajah yang biasanya datar tanpa ekspresi ketika jumpa warga,sekarang berubah manis berhias senyum  menawan.nomor hp pun ikut di obral dengan dalih biar gampang warga menyampaikan aspirasi.(habis pemilu nomorpun di ganti).

Sumbangan perbaikan jalan hingga sarana ibadah seperti berlomba lomba di adakan.sebar uang tak sayang karena gampang cari pinjaman,bila terpilih nanti bisa di ganti.tak terpilih terpaksa menepi ke RSJ ikut terapi.aman

Begitulah kira kira keadaan politik dan para politisi di musim kampanye ini.semua cara pasti di lakukan.yang penting tujuan tercapai.cepat,ringkas,tak usah banyak mikir.dari pemilu ke pemilu begitu terus keadaanya.politisi tua berganti politisi muda,ilmu dan taktik tidak pernah berubah

politik uang lintas generasi

ternyata regenerasi dalam dunia politik indonesia juga di ikuti dengan penularan sikap dan watak dari politisi sebelumnya.bak pendekar tua yang menurunkan ilmu pamungkas sebelum pensiun dari dunia silat,ternyata para politisi di zaman milenial inipun banyak yang mewarisi ilmu pamungkas dalam pemilu,yaitu serangan fajar menjelang detik detik pencoblosan.

Bukti terbaru praktek ini adalah ketika KPK melakukan ott terhadap seorang politisi dengan barang bukti tumpukan uang yang kemungkinan besar hendak di pakai untuk melakukan serangan fajar.ilmu tua turun temurun dari para politisi culas yang tetap lrstari.

mengapa jurus serangan fajar masih manjur?

Budaya politik indonesia ternyata di kotori oleh praktek tak terpuji dari sebahagian politisi.dari tahun ketahun,dari pemilu ke pemilu,para politisi busuk ini meninabobokan masyarakat yang belum melek politik secara benar dengan sogokan uang dan materi.begitu yang terjadi berulang kali setiap hajatan pemilu terjadi.

Sesuatu yang terjadi berulang ulang dalam jangka waktu yang lama akhirnya menyatu dengan pemikiran masyarakat bahwa menerima uang dari politisi menjelang hari pencoblosan itu hal yang wajar.akhirnya terjafilah lingkaran setan dalam politik.politisi menyebar uang sebagai umpan untuk menang,masyarakat yang tak sadar sedang di bodohi para politisi tetap menanti serangan fajar.

Tentu butuh waktu yang lama untuk menyembuhkan penyakit tipu daya politik ini.rakyat di beri penyuluhan,tapi para politisi busuk tidak mau belajar dari perubahan zaman tentang demokrasi yang beradab dan ber etika,hasilnya adalah nol besar.

Perlu ada keseriusan para elit politik untuk memberi pendidikan politik yang baik bagi kadernya.bila kejadian serangan fajar terus berulang,itu memang pertanda bahwa politisi kita tidak pernah belajar.karena mereka hanya ingin menang.

    Salam kangmarakara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun