Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | 1945

24 Februari 2019   06:56 Diperbarui: 24 Februari 2019   06:59 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sangsaka merah putih berkibar. Foto : publicholidays.co.id

Merdeka

Pekik membahana di seluruh langit nusantara,tiap jengkal tanah persada bersuka cita.bertumbalkan ribuan nyawa pahlawanya,bergelimang darah dan air mata,ibu pertiwi merdekalah

Merdeka

Teriakan kini tinggal slogan semata,nusantara tiada henti di rundung duka.para pahlawan mati tersia sia,merdeka yang di puja ternyata hanya fatamorgana

Merdeka

Hanya para pencoleng pencoleng tertawa di atas derita,menghisap habis harta pusaka,menebar sengsara menorehkan duka,merdeka kata berubah jadi malapetaka

Merdeka

Kemana harta berlimpah bumi nusantara,kemana hutan,gunung,lautan,menyedekahkan kandunganya,hanya tangan tangan serakah yang beruntung menikmatinya

Merdeka

Para pahlawan menangis di alam sana,rakyat menderita para penguasa negara tertutup hatinya.hentikan wahai para durjana,merdeka bukan untuk memangsa,merdeka bukan untuk menjarah

Merdeka

Bagan batu 23 pebruari 2019

Nb : adakah jiwa kita sudah merdeka ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun