Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Perkawinan yang Tertunda

10 Februari 2019   21:25 Diperbarui: 10 Februari 2019   21:33 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ku angkat tinggi tinggi sebilah parang panjang di tanganku.cahaya berkilau dari bilah parang tertimpa matahari

"Bedebah.berani kau mencoreng arang hitam di wajah keluargaku".dengus napas dan emosiku telah menyatu,darah telah naik ke ubun ubunku.

"Jangan kang....jangan kau lakukan"tak ku pedulikan lagi teriakan yang bercampur isakan tangis istriku.

"Kau telah lancang,anak muda.aku kang marakara tidak akan pernah memaafkanmu".

Ku kumpulkan seluruh kekutan nafsu dan amarahku.ku ayunkan kuat parang siap membelah tubuh durjana di depanku.

"Bapak....jangan"ku dengar teriakan.suara teriakan dari seorang anak gadis yang paling ku sayangi

Seketikah luruh seluruh persendianku,gemetar hebat tanganku.

"Bapak,tolong hentikan.apakah bapak akan menambah luka dan penderitaan di hatiku"? "Cukup aku yang menanggung derita ini,bapak"

Ku pandang sekilas wajah ayu anak gadisku.wajah yang kini basah oleh tetesan air mata penderitaan.

Jatuh berdentang parang dari tanganku.seakan mewakili hancurnya harapan dalam hidupku.

     "Enyah kau bedebah"sentaku.aku kang marakara, lelaki sejati yang pantang menjilat ludahnya sendiri,kini bagaikan pecundang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun