Bila di ibaratkan dalam dunia nyata, kompasiana itu seperti sebuah komplek hunian yang besar dan luas. Tempat ribuan orang hidup, bertempat tinggal dan melakukan aktivitasnya.
Bermacam karakter dan kepribadian tumplek di dalamnya, ada yang lemah lembut,ada yang ceplas ceplos, ada yang romantis, bahkan ada yang seperti nampak kasar. Semua bebas beraktivitas dan menuangkan ide dan pikiranya, selama hal itu tidak melanggar aturan yang sudah jadi pedoman di kompasiana.
Soal selera, di kompasiana semua penghuninya boleh memasak tulisan dan menghidangkanya menurut hobi, kesenangan, keahlian, dan selerah masing masing.maka tak heran kalau tinggal di komplek kompasiana,setiap hari kita akan mencium aroma tulisan yang beraneka ragam.
Ada yang manis seperti kue legit,gurih seperti gorengan,atau yang sedikit pedas seperti rujak,bahkan yang pahit seperti tercampur empedu.semua bebas meracik, memasak, menghidangkan, bahkan mempromosikan tulisan hasil masakanya kepada publik.asal tidak menyalahi aturan, maka semua tulisan hasil memasak ide, pikiran, gagasan seseorang akan tersaji. Terserah kepada publik,apakah akan mencicipi atau mengabaikanya.
Seperti juga di dunia nyata, semua penulis di kompasiana adalah tetangga dekat. walau secara fisik mungkin tidak saling kenal bahkan terpisah jarak ribuan kilometer, tapi begitu masuk dan tinggal di kompasiana, semua menjadi saudara, teman, bahkan tetangga.Â
Lazimnya orang yang bertetangga, apalagi ini ditambahi setatus sebagai teman, bahkan ada beberapa penulis punya ikatan seperti saudara dekat yang punya kesamaan ide,pemikiran atau hoby,silaturrahim adalah kata kuncinya.
Aneh rasanya kalau antar tetangga apalagi mengaku tetangga dekat tapi jarang berkunjung, apalagi sekedar bertegur sapapun seperti tidak punya waktu.kita pasti akan senang dan gembira kalau tetangga tetangga mau berkunjung kerumah.apalagi mau mencicipi hidangan tulisan yang sudah bersusah payah kita persiapkan.dan lebih gembira lagi bila sang tamu mau memberi sedikit komentar akan rasa dan mutu hidangan tulisan yang kita suguhkan.
Rasa rasanya ada sesuatu yang kurang bahkan terabaikan dalam hubungan sesama penulis di kompasiana.kita seperti jarang berkunjung ke rumah tetangga kita dan ketika berkunjung kita lupa untuk sekedar membawa sekedar buah tangan,tanda penghormatan dan kedekatan kita dengan tuan rumah.
Padahal kita tentu merasa gembira bila orang yang mengunjungi tulisan kita, mau sedikit bermurah hati memberi oleh oleh seikat komentar, sekaleng motivasi,atau mungkin segenggam kritikan.semua buah tangan pemberian sang tamu pasti akan jadi harta berharga yang akan menambah wawasan dan perbendaraan kepenulisan yang menerimanya.
Mulai sekarang marilah kita biasakan memberi oleh oleh setiap mengunjungi tulisan seseorang.boleh jadi buah tangan kita yang berupa komentar, kritikan atau pujian ternyata memacu orang lain untuk menulis dan berbuat lebih baik.kebiasaan yang hanya memberi ratting setelah membaca tulisan seseorang adalah hal yang bagus,tapi alangkah indahnya bila kita sesama tetangga di kompasiana saling memberi komentar dan nasihat agar satu sama lain bisa meningkatkan kualitas tulisanya, salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H