Lelaki Tanpa Nama Dengan Lubang Menganga di Dada, Ia tampak kebingungan di persimpangan.
"Hendak kemana, Tuan?" Bertanya kepadanya Harapan.
"Aku lupa mengembalikan hatinya yang kutaruh di sudut sunyi masa depan." Jawab Lelaki Dengan Lubang Menganga di Dada. Nanar matanya tiada henti menatap langit malam keemasan penuh asa.
"Rembulankah?" Harapan memastikan. Lelaki Tanpa Nama mengangguk pelan.
"Dia telah memilih jatuh dalam pelukan langit. Sejak saat itu dadaku kosong tak berpenghuni." Jelas Lelaki Tanpa Nama dengan nada suara bergetar.
Lelaki Tanpa Nama Dengan Lubang di Dada menekurkan wajah ke bumi. Dari sudut matanya berjatuhan bintang-gemintang. Mendung hitam tampak berat menggelayuti wajahnya.
"Biar kubantu. Aku biasa memanah rembulan. Biar kukembalikan ia ke relung terdalam dadamu."
"Tidak perlu. Semesta tidak akan rela. Bumi bisa-bisa gelap gulita."
"Lantas, Apa rencanamu tuk menutupi nganga lubang di dada itu?" Tanya Harapan sedikit heran.
"Tidak ada. Yang bisa kulakukan saat ini hanya melipat sisa waktuku, lalu bergegas menuju masa depan. Dengan begitu, lubang ini akan merapat sendirinya."
"Bagaimana selama ini anda bertahan dengan lubang sebesar itu, Tuan?" Harapan seolah tak percaya melihat lelaki tanpa nama itu dapat bertahan.