Mohon tunggu...
Gemawan Teduh
Gemawan Teduh Mohon Tunggu... Aktor - Mr

Senang makan-makan susah minum-minum

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Tepian Telaga Nahla

27 Maret 2019   03:23 Diperbarui: 27 Maret 2019   06:29 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku telah menukar malam-malam dengan doa-doa sederhana.
Menakar celah-celah kemungkinan.
Dan menimbang liang-liang kemustahilan.

Acap bulir-bulir embun tergelincir dari lantip-lantip mimpi.

Semilirnya kuhantarkan padamu.

Lirih kurapal jampi-jampi mesra
Dari dalam keranda tempatku memanjakan bayangmu.
Ingin aku menukar sunyi dengan renyah tawamu.

Tapi,

Biarlah,
Sekuncup harap meringkih dalam genggaman jemari waktu.
Asal tidak dengan doa-doa sederhana.
Yang kulangitkan dari pelataran kalbu yang berdebu.
Yang kutanam di antara rimbunan bunga-bunga Sinur.

Di tepian bening telaga nahla.

Kaulah basah yang tak akan pernah mengering.
Dan aku percik embun yang jatuh dari pucuk palma ke permukaan telaga.
Riciknya kamboja di taman Azam.
Riaknya rintih pada semesta.

Batuampartiga, 270319

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun