Mohon tunggu...
Ahmad Muhammad Qomar
Ahmad Muhammad Qomar Mohon Tunggu... Apoteker - Seorang apoteker bipolar yang mencintai seni dan sedang menekuni dunia bisnis

Aku lupa, aku hanyalah seorang pendosa yang masih harus memperbaiki diri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

15 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Pernikahan

2 November 2016   19:25 Diperbarui: 2 November 2016   19:50 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

11. Pernikahan adalah sebuah kebahagiaan. Selalu ada kebahagiaan bagi seseorang yang sudah pernah melangsungkan pernikahan. Bagaimana dengan orang yang umurnya mendekati usia senja (50 tahun) belum menikah? Tentu ada perasaan was-was, tidak tenang, malu, dan lain-lain. Artinya, pernikahan adalah salah satu proses hidup manusia, rencanakan sejak dini, karena masih banyak orang yang sering mengucapkan 'saya belum berpikir untuk menikah' sementara usianya sudah masuk usia matang untuk menikah.

12. Ada kebahagiaan yang berbeda bila suatu pernikahan bisa disaksikan orangtua kandung sebagai wali nikah. Karena sebagian besar orang ingin di hari nikahnya bisa kembali memeluk dan bersimpuh di hadapan orangtuanya sebagai bentuk permohonan doa restu agar bisa lepas dari tanggungjawab mereka. Orangtua pun bisa ikut bahagia bila masih sempat menghadiri pernikahan anaknya, melihat anak-anaknya bahagia bersama suami atau istrinya. Jadi, bila ada orangtua meminta anaknya untuk menikah, pikirkanlah! Itu berarti orangtua ingin ikut bahagia dengan pernikahan anaknya itu.

13. Dikatakan bila seseorang sudah siap menikah, bisa dilihat dari parameter kedewasaan (matangan pikiran dan tindakan). Bila masih ada yang sering risau dengan jodohnya, sampai harus diumbar lewat sosial media, itu bisa jadi salah satu indikasi ketidakmatangan pikiran atau tindakan. Namun kematangan pikiran dan tindakan tidak selalu menjadi acuan, karena ada beberapa orang yang baru belajar mendewasakan diri sesaat setelah menikah. Cobalah lebih banyak berdoa dan bersilaturahmi, karena dengan silaturahmi termasuk salah satu cara mendatangkan rezeki jodoh, bukan dengan curhat di sosial media.

14. Hati-hati saat menanyakan 'kapan menikah?' pada perempuan bujang (tidak memiliki hubungan pacaran), karena adat mengatur bahwa perempuan 'menanti jodohnya'. Banyak dari perempuan tidak berdaya dengan adat ini, sehingga mereka hanya pasrah menanti dan kurang berusaha untuk mencari. Pertanyaan 'kapan menikah' sering mendatangkan kesal dan sakit hati pada perempuan-perempuan itu. Jadi, lemparkanlah pertanyaan 'kapan menikah?' itu kepada perempuan yang saat ini sedang dalam hubungan pacaran namun belum tahu kapan akan menikah, atau kepada semua laki-laki yang belum menikah, sedang atau tidak berpacaran sama sekali.

15. Jodoh nikah, menurut saya, adalah dari usaha setiap orang. Tuhan hanya memberi kesempatan untuk setiap orang memilih jodohnya masing-masing, bahkan bila itu kondisinya dijodohkan. Pada konteks poligami dan perceraian bisa menjadi landasan bahwa jodoh ada di tangan setiap orang. Siapapun 'bebas' menikah dan bercerai dengan orang manapun, bahkan berpoligami. Artinya Tuhan hanya memberi kesempatan, sedang kita lah yang memilih dan menentukan siapa yang akan berjodoh dengan kita.

Mohon masukan bila ada yang keliru. Semoga bermanfaat! Wallahu 'alam...

(Catatan di akhir tahun 2015, ditulis kembali dari Catatan Facebook)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun