Mohon tunggu...
Fitra Arifin
Fitra Arifin Mohon Tunggu... -

WNI yang sedang jadi TKI di negeri kangguru. Suka menulis macam-macam, jadilah tulisan yang campur dengan tema gado-gado.. Silaturahmi di https://kangfitra.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sudah Hilangkah Nurani Kita (Tinjauan Komentar-komentar Dalam Berita Kompas)

20 November 2012   07:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:01 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miris sekali hati ini ketika membaca berita-berita mengenai konflik Gaza antara Palestina dan Israel. Perang (atau tepatnya agresi) yang terjadi memakan begitu banyak korban jiwa dan luka-luka, tidak terkecuali anak-anak. Seluruh dunia mengutuk agresi yang terjadi dan menyayangkan banyaknya korban yang jatuh akibat agresi ini….

Namun saya lebih miris lagi ketika membaca komentar yang tertera di bawah berita-berita tersebut. Komentar yang dibuat oleh rekan-rekan se-tanah air di Indonesia sangat tidak bisa diterima akal sehat dan hati nurani. Berikut petikannya.

Judul berita: Israel Pun Bunuh Pengendara Motor

·         Kena banned, biasa, bikers di seluruh dunia sama bodohnya... kapan bikers indonesia dirudal? apalagi bikers cilik, seharusnya dirudal bareng orang tua bodohnya... otaknya kemana? ngasih anak ingusannya bawa motor?”

·         Vladimir Medvedef, Kenapa tdk ada detil ttg siapa tuh yg naik motor? Biasanya yg disosor isroil kan orang2 yg suka lempar roket. Bisa aja dia kabur pake motor setelah ngeroket tapi ketangkep kamera yg dipasang di drone itu”

·         Medangsia, Wah pengendara motor di Gaza sama aja dg di Indonesia, gila semua gak taat aturan, main sruduk aja, wajar aja kalo kena rudal.”

Komentar-komentar itu malah menyalahkan pengendara motor, padahal tidak dijelaskan siapa dan berapa umur pengendara motor tersebut. Bahkan mereka menertawakannya. Padahal dalam situasi genting seperti itu, siapapun pasti akan berusaha lari menyelamatkan diri baik itu anggota pejuang ataupun rakyat jelata. Saya yakin mereka yang berkomentar itu juga akan lari tunggang langgang mencari apapun kendaraan yang ada untuk melarikan diri dari drone yang sewaktu-waktu meluncurkan rudal berkekuatan dahsyat.

Sudah hilangkah nurani kita?

Ketika melihat bencana kemanusiaan dengan jatuhnya ratusan korban nyawa seharusnya membuat kita berempati…TIDAK PEDULI ANDA PENDUKUNG PALESTINA ATAU ISRAEL!!

Pernahkah kita membayangkan diri kita, atau keluarga kita, atau anak-anak kita lari tunggang langgang mencoba bersembunyi dari kejaran rudal-rudal pembawa kematian? Jangankan rudal, saya yakin kita pun ketakutan setengah mati ketika ada anjing besar yang mengejar…

Lalu, pantaskah kita menertawakan dan mengolok-olok para korban itu?

Judul berita:  Serangan Udara Israel Berlanjut


  • Sundari Yanto, “Menurut saya serangan darat harus dilaksanakan supaya dicuci habis tuh yang pakai senjata dan anak anak, ibu ibu dipisahin agar sekalian selesai pembersihan dari tikus koruptor dan kecoa serta kelabang yang jadi penyakit terus menerus nantinya dikemudian hari”

Sudah habiskah nurani kita?...

Apa yang terjadi disana adalah perjuangan kemerdekaan. Yang berjuang menganggap pasukannya adalah pahlawan, sementara yang dilawan menganggap pasukan lawannya adalah teroris. Bukankah bangsa kita juga dulu sama berjuang untuk kemerdekaan?

Kita saat ini menganggap Otto Iskandar Dinata, Jenderal Soedirman, Bung Tomo, Pangeran Diponegoro, Tjut Nyak Dien, Teuku Umar, Pattimura, Sisingamangaraja dan lainnya sebagai pahlawan nasional. Padahal dulu Belanda hanya menganggap mereka sebagai teroris!!...

Lalu, hanya karena kita merasa paling benar dengan berdiri di satu sisi kemudian kita kehilangan hati nurani kita?....

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun