Mohon tunggu...
Fitra Arifin
Fitra Arifin Mohon Tunggu... -

WNI yang sedang jadi TKI di negeri kangguru. Suka menulis macam-macam, jadilah tulisan yang campur dengan tema gado-gado.. Silaturahmi di https://kangfitra.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dialog Dua Perantau

2 November 2012   04:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:05 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(pic source from liberationfromthelie.com) Dua orang Indonesia yang sedang merantau di luar negeri sedang berbincang-bincang ringan tentang segala hal, berikut adalah sebagian dari percakapannya (setelah ditambah disana-sini): A                : Kemarin anak saya bantu ibunya kerja di restoran, dia dapat sekitar 50 dollar utk bantu selama 4-5 jam (sebagai info, anak pak A ini seumuran SMA. 1 dollar hampir setara 10 ribu rupiah) B                : Oh ya? Lumayan juga ya dapatnya… A                : Iya, untuk anak seumurannya. Kalo dibanding-bandingkan, koq kayaknya gak adil ya? Anak saya segede itu bisa dapat 60 dollar sehari utk kerja sekitar 8 jam tapi koq saudara-saudara kita di Indonesia mungkin cuma dapat sekitar 1 sampai 1.5 juta rupiah setelah kerja sebulan. B                : Tapi kan lain biaya hidupnya disini pak. Biaya hidup disini bisa 4 sampai 5 kali lipat dibanding Indonesia A                : Iya juga, tapi tetap nilai uang yang didapat orang sini jauh lebih besar. Bisa gak ya negara kita perekonomiannya kayak disini? B                : Mmmh...Kayaknya butuh waktu yang panjang untuk bisa sama seperti disini pak A                : Kalau misalkan begini, suatu saat Tuhan kasih kesempatan ke Indonesia untuk minta dana tak terbatas untuk membangun. Mau berapa saja dikasih, ribuan triliun juga bisa. Bisa gak Indonesia semaju negara ini dalam 5 tahun? B                : Mmmmm….(berpikir agak keras..klo engineer biasanya begini…#alasan#). Kayaknya bisa sih pak (dengan nada ragu) A                : Mungkin itu kali ya, negara kita bisa maju kalau Tuhan memberi anugrah itu B                : Tapi…kalo uang triliunan itu dikorupsi kayaknya gak jadi negara maju deh…  (masih kesal dengan pengusutan korupsi yang mengalami banyak rintangan). Soalnya kalau uang itu dikorupsi, uang hasil korupsi pasti habisnya gak jelas wong rezekinya gak barokah… A                : Oh iya ya? Mungkin Tuhan perlu menambahkan satu lagi anugrah. Kalau ada yang mengorupsi rezeki dari Tuhan maka besoknya orang itu mati langsung B                : Naaaah…kalau kayak gitu saya yakin Indonesia akan maju pak (gak perlu mikir banyak) A                : Hehehe…mungkin memang harus gitu ya B                : Iya..Indonesia pasti maju, perekonomian berkembang luar biasa, akan muncul banyak pengusaha-pengusaha terutama pengusaha pemakaman pada saat anugrah Tuhan yang kedua mulai diberlakukan….hehe Setelah pulang dari pertemuan itu si B berpikir lagi. Disadari atau tidak, Tuhan telah memberikan anugrah yang pertama. Indonesia sudah dilimpahi berbagai sumber daya yang luar biasa dari segala penjuru, di udara, laut dan perut bumi. Dengan sedikit usaha, rezeki itu bisa diolah dan menjadi sarana untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Hanya anugrah Tuhan yang ke-2 itu yang sulit terwujudkan karena rasanya tidak pernah Tuhan memberikan hukuman seperti itu secara langsung dan merata ke semua orang. Si B kemudian hanya bisa berharap penegakan hukum di Indonesia benar-benar terlaksana agar suatu saat rakyat Indonesia sejahtera dengan merata dan negara kita bisa sejajar dengan negara-negara maju lain. Contoh actual seperti di China, mereka memberlakukan hukuman mati untuk koruptor yang terbukti di pengadilan. Sekarang China menjadi negara maju dengan cadangan devisa terbesar di dunia dan menjadi negara superpower. Saking powerful-nya, China tidak perlu menyerang Amerika untuk meruntuhkannya, cukup menarik cadangan devisanya yang disimpan di Federal Reserve Bank Amerika dan runtuhlah perekonomian Amerika. Karena korupsi adalah biang dari kehancuran suatu bangsa, maka dengan memberantas korupsi maka sebuah bangsa bisa membangun dirinya dengan tenang. #dipublikasikan juga di https://kangfitra.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun