Mohon tunggu...
Kanedi NorisWantoro
Kanedi NorisWantoro Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I am a nice person who likes matcha and currently, I am an International Relations students who have a fondness for Psychology and self-development and likes international politics too

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Global Supply Chain dan Dampaknya bagi Masyarakat

10 Januari 2023   23:28 Diperbarui: 10 Januari 2023   23:39 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tak jarang untuk membuat perkebunan kelapa sawit, pembalakan hutan syarat akan di setiap proses nya. Ada beberapa wilayah di Pulau Sumatera yang menghasilkan dan mengheluarkan minyak kelapa sawit (CPO) nya dengan dibakar pohonnya untuk mengurangi biaya produksi. Tentu hal ini dapat meningkatkan gas emisi dan memperburuk keadaan ozon. Suhu panas yang dihasilkan sampai kepulan asap yang ada dapat menyebabkan polusi udara yang berkepanjangan dan dapat mempengaruhi kualitas oksigen. Meskipun Indonesia sudah mengeluarkan UU mengenai perlindungan hutan yaitu Permentan No.11 Tahun 2015 tentang penerapan ISPO atau Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), namun pembalakan liar untuk pembukaan lahan baru perkebunan kelapa sawit masih terus dilakukan oleh perusahaan asing maupun masyarakat.

Kejadian yang serupa terjadi di Peru, negara yang berada dekat dengan pedalaman sungai amazon. "The Peruvians just have the desire to get back what they're belonging that have been  thief by power people". Kalimat tadi menggambarkan bagaimana rakyat Peru harus menanggung akibat dari masuknya perusahaan multinasional yang bergerak dibidang perminyakan. Dalam video documenter di Youtube yang bertajuk "Peru Blood and Oil Amazon Multinational Corp, Exploitation of People and Planet Social Justice" menjelaskan bagaimana kerugian yang dihadapi oleh penduduk lokal tersebut terhadap hadir nya perusahaan minyak. Menurt wawancara yang dilakukan oleh reporter Ramita Naval, penduduk sekitar tidak mendapat bagian sama sekali dari setiap sumber daya yang diambil oleh perusahaan tersebut melainkan meninggalkan barel minyak yang sangat banyak dan menggangu alam mereka karena mereka masih menggantungkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dari alam sekitar. Mereka tidak sepenuhnya menolak akan kehadiran perusahaan tersebut namun dengan syarat agar hasil alam nya dibagi rata dengan penduduk lokal, namun hasil negosiasi ini mengalami stuck sampai sekarang.

Namun hingga saat ini kasus tumpah nya barel minyak kelapa sawit masih menjadi polemic terlebih pada Februari 2022 barel minyak yang berasal dari salah satu Perusahaan asal Spanyol tumpah di sekitar kawasan Samudera Pasifik akibat gelombang tinggi pada saat penghantaran. Hal ini terntu nya menyebabkan laut di Samudera Pasifik menjadi tersemar.

Pada kasus sering nya barel minyak yang tumpah menunjukkan bahwa peran pemerintah kurang dirasakn oleh masyarakat. Pemerintah merupakan wakil dari rakyat yang bertugas untuk memberi fasilitas yang baik guna melayani rakyat nya namun karena keserakahan dan uang, hal itu sudah hilang dari jangkauan para pemangku kekuasaan. Alhasil, kebijakan yang dihasilkan pun menjadi sebuah kontroversial dan merupakan masyarakat.

Sumber :

  • Reuters
  • Dokumenter Youtube: Peru Blood and Oil Amazon Multinational Corp, Exploitation of People and Planet Social Justice

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun