Mohon tunggu...
M Kanedi
M Kanedi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya sebutir debu semesta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

RI, Putri Langit yang Pulang Terlalu Cepat

7 Januari 2013   11:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:24 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Mengapa orang baik, anak berbudi, bocah imut, gadis santun, dan perjaka jujur itu kebanyakan berumur pendek?Sementara orang jahat, perempuan binal, lelaki durjana, preman sadis, atau pejabat korup bisa hidup lebih lama di muka bumi ini?

Pertanyaan itu serasa menjadi aktual dan relevan diajukan hari ini terhadap peristiwa meninggalnya bocah 11 tahun berinisial RI yang diduga korban perkosaan kemarin, Minggu 6 Januari 2013.

Mari kita simak kutipan laporan Laurel Benny Saron Silalahi di Merdeka.Com (Jumat 4-1-2013) soal peristiwa tersebut di bawah ini.

-----------------------------------------


RI (11), seorang bocah perempuan kelas 5 Sekolah Dasar Negeri 22 Pulo Gebang, Jakarta Timur, terbaring koma di ruang Intensive Care Unit (ICU) lantai 2 Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, sejak sabtu (29/12).

Anak bungsu dari pasangan suami istri, S (50) dan Asri (54) ini di duga menjadi korban pemerkosaan. Ibu korban mengatakan, berdasarkan informasi dari teman-teman sekolahnya, terdapat seorang guru yang sering menciumi murid-murid di sekolah itu.

"Teman-temannya cerita ada guru yang suka ciumin anak," jelas Asri saat ditemui di Griya Puspa RSUP Persahabatan, Kamis, (3/1).

Namun demikian, Asri tidak mempercayai hal itu, wanita yang biasa hidup di bawah garis kemiskinan ini mengaku bahwa tidak ada tanda-tanda bahwa anaknya telah diperkosa. "Sebelum sakit dia kelihatan ceria kok, main sama temen. Paling waktu dia mandi sambil nyuci celana dalem kok malu-malu, dia bilang udah gede pintunya ditutup saja," katanya.

Tidak lama setelah kejadian itu, RI pun akhirnya mengalami sakit, akibatnya ia pun tidak sempat ikut ujian pada saat itu. Dan harus dilarikan ke puskesmas dan ke kelinik di dekat rumahnya di kawasan Cakung.

Asri baru mengetahui jika dugaan anaknya telah diperkosa dari seorang dokter yang telah merawatnya di rumah sakit. Saat itu sang dokter yang akan memasukkan obat anti-kejang ke dalam dubur melihat terlihat bekas luka di sekitar kemaluan RI.

"Dia bilang anak saya sudah hilang kesuciannya. Ada yang 'ngelakuin', sudah gitu katanya ada luka di dalam kemaluannya, mengalami bengkak juga," jelasnya

---------------------------------------
.

Memang, data perilaku keseharian gadis belia kelas V SD itu belum sepenuhnya terungkap media. Akan tetapi, jika benar RI mengalami kejadian seperti kecurigaan dokter yang merawatnya itu, jelas tergambar betapa tangguhnya sosok bocah yang dikenal pendiam oleh teman-teman sekelasnya itu menggenggam aib.

Di tengah zaman dimana kebanyakan manusia tak tahan hidup susah; lebih suka menuntut hak ketimbang memenuhi kewajiban; suka menebar fitnah ketimbang mengaku salah, dia, RI, memilih bungkam meski raganya penuh dera dan luka.

Memang jika dipandang dari aspek hukum, bungkamnya saksi-korban kejahatan bisa berimplikasi pada tertutupnya kebenaran. Akan tetapi, kebenaran hukum itu hanya berguna bagi manusia dalam konteks social, bukan dalam konteks personal dan spiritual.

Dalam perspektif personal, boleh jadi RI merasa tak ada gunanya buka mulut. Menceritakan peristiwa yang dialaminya hanya akan menambah aib pada dirinya dan keluarga. Lebih dari itu, rahasia dibuka pun tak akan pernah mengembalikan keadaan dirinya ke status semula.

Meskipun RI masih tergolong bocah ingusan, yang boleh jadi belum lah mengalami menstruasi, tetapi ketangguhannya memegang rahasia hingga akhir hayat adalah tanda jiwa yang lebih mementingkan kedamaian. Meski dia sadar ada orang yang harus bertanggung jawab atas perbuatannya (dosa), demi kedamaian dia memilih menutupnya rapat-rapat. Berapa banyak dari kita sekarang  yang memiliki sikap seperti itu?

Selanjutnya dalam perpesktif spiritual. Apalah artinya kebenaran dan keadilan hukum material buatan manusia? Sama sekali tak ada.

Hukum positif hanya melahirkan keadilan semu. Adil di satu pihak, tidak adil bagi pihak lain. Selalu begitu dari satu perkara ke perkara lain. Oleh sebab itu, dalam perspektif spiritual sikap yang dipilih RI adalah sikap terbaik.

Dalam alam spiritual, apalah bedanya kau dan aku? Apalah bedanya, kebaikan dengan kejahatan? Apalah bedanya suka dan duka? Semuanya satu. Satu kesatuan spiritual.

Maka…

Dalam perspektif personal dan spiritual, sikap RI yang memilih bungkam ketimbang menebar fitnah, walau raganya harus menderita, adalah sikap syurgawi. Karenanya, RI pantas disebut sebagai putri langit yang terlalu singkat turun ke bumi.

Selamat jalan RI.

Damailah kau  di sana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun