Mohon tunggu...
M Kanedi
M Kanedi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya sebutir debu semesta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lily Wahid 'Tampar' SBY dengan Sebutan Pilot Pesawat yang Tinggalkan Kemudi untuk Main Gitar

12 Januari 2012   19:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:58 1674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kamis malam 12 Januari 2012, tidak kurang dari dua jam lamanya Metro TV menayangkan sebuah acara diskusi bertajuk “Menyelamatkan Negara Autopilot”. Dalam diskusi yang dipandu Ali Muchtar Nagabalin dan Kania Sutisnawinata itu hadir beberapa tokoh top negeri ini. Salah satunya adalah politisi PKB Lily Wahid, adik mantan presiden Abdurahaman Wahid.

Diskusi itu boleh dibilang sebagai arena pelepasan unek-unek dalam bentuk sindiran yang menjurus sarkastis. Intinya adalah bahwa Republik Indonesia sekarang tak ubahnya sebuah pesawat yang dikemudikan oleh pilot otomatis, sementara pilot aslinya asyik dengan urusannya sendiri.

Yang menarik, ketika diminta tanggapannya atas kondisi negeri bak pesawat autopiloted itu, Lily Wahid berkomentar yang garis besarnya: kendali pesawat diserahkan pada pilot otomatis karena pilot-aslinya mau bernyanyi, main gitar, atau mengarang lagu.

Tidak usahlah kita perpanjang soal siapa figur yang disindir Lily Wahid itu. Yang pasti sindiran “pilot meninggalkan kemudi untuk menyanyi dan main gitar atau ngarang lagu” itu sudah terlalu jelas targetnya. Juga tidak bisa lagi dikatakan sebagai sindiran halus.

Pertanyaannya, sudah separah itukah keadaan negeri ini? Sudah separah itu pulakah ketidakpedulian sang pemimpin negeri terhadap persoalan bangsa dan negara ini? Benarkah negeri ini “hidup otomatis” tanpa kontribusi berarti pemerintah? Untuk menjawab itu ada baiknyakita lihat fakta-fakta berikut.


  1. Saat ini, kebebasan berserikat dan berpendapat (lisan dan tulisan) berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah republik.
  2. Semua golongan masyarakat bebas menjadi hakim atas golongan lain yang dianggap bersalah.
  3. Jumlah orang yang mampu membeli kendaraan bermotor terus meningkat sehingga bila kendaraan-kendaraan dijejerkan maka niscaya panjangnya melebihi ruas jalan yang tersedia.
  4. Jumlah orang yang mampu dan berniat naik haji mencapai angka yang mengagumkan sehingga setiap calon jemaah haji harus antri selama 5-10 tahun baru bisa diberangkatkan.
  5. Jumlahpejabat/pengusaha yang diseret ke penjara karena korupsi oleh rezim sekarang melampaui prestasi semua rezim dari zaman orla hingga era reformasi
  6. Mini market (tempat belanja orang modern) berdiri hampir di setiap pelosok negeri menggantikan warung-warung kecil yang terkesan murahan dan kumuh.
  7. Sekolah-sekolah bertaraf internasional tak terbilang banyaknya, ada di setiap ibu kota propinsi.
  8. Rumah sakit mewah bertarif wah tumbuh pesat bak jamur di musim hujan.
  9. Negeri ini tercatat sebagai kelompok lima besar pengguna internet di dunia dan sebagai pasar BB terbesar di Asia Tenggara.
  10. Saat menyambut tahun baru sebagian besar rakyat negeri ini gembira ria dengan menyelenggarakan pesta kembang api dan mabuk-mabukan.
  11. Beberapa SMK di negeri ini mampu merancang dan merakit sepeda motor, mobil hingga pesawat terbang.
  12. Kita sekarang bukan negara petani miskin dan kere lagi, melainkan sudah menjadi bangsa yang berdaya beli tinggi. Itu sebabnya negara sahabat senang bermitra-dagang dengan Indonesia. Bisa dilihat banyaknya komoditas impor memenuhi pasar kita: sapi, telur, beras, gula, kedele, jagung, tomat , hingga bawang merah.

Nah, berdasarkan fakta tersebut apa iya tidak ada kontribusi pemerintah di dalamnya?

Selamat menyimpulkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun