Mohon tunggu...
M Kanedi
M Kanedi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya sebutir debu semesta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Heboh Bayi Lahir Membawa Alquran di Nigeria, Nyata atau Hoax?

9 Agustus 2015   16:23 Diperbarui: 9 Agustus 2015   16:23 6841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kutipan artikel di Viva. co.id. 

Kejadian super langka yaitu bayi lahir dengan membawa kitab suci membuat banyak orang terpana. Bayi yang baru dilahirkan ternyata membawa Alquran dari dalam rahim sang ibu yang mengandungnya.  Ibunya yang bernama Kikelomo adalah seorang pemeluk agama kristen, tetapi setelah melihat adanya sebuah keajaiban dari Allah SWT pada anak yang ia lahirkan ia langsung masuk agama Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Kikelomo atau ibu dari bayi yang pekerjaannya sebagai ahli kecantikan ini sangat terkejut atas terjadinya peristiwa tersebut. Setelah memeluk Islam dan menjadi seorang muslim Kikemolo mengganti namanya menjadi Sherifat. Kelahiran bayi tersebut memang sangat menghebohkan dan keluarga beserta warga sekitar langsung mengadakan pengajian. Pada acara pengajian yang digelar tersebut dihadiri oleh ulama Nigeria yang bernama Ustad Abdul Rahman Olanrewaju Ahmed (http://log.viva.co.id/news/read/658746-bayi-unik-dan-aneh-lahir-dengan-membawa-kitab-suci?ref=yfp)


Menyikapi berita sensaional seperti di atas, apa yang segera terlintas di benak kita? Tentunya beragam. Sama beragamnya dengan keyakinan, pengetahuan, pengalaman, dan tingkat kecerdasan manusia itu sendiri. Beberapa orang mungkin langsung percaya bahwa kejadian tersebut riil, beberapa mungkin menganggap berita tersebut sebagai kebohongan belaka, sisanya boleh jadi hanya skeptis.


Kelompok yang percaya
Orang-orang yang langsung percaya terhadap klaim-klaim aneh dan unik biasanya adalah mereka yang yakin bahwa Tuhan itu Maha Kuasa, bisa berbuat apa saja yang tak pernah terpikirkan dan bisa dilakukan oleh manusia. Di mata kelompok ini tidak ada yang mustahil bila Tuhan menghendaki. Bagi mereka, khususnya bila dia seorang muslim, tidak ada kata yang pantas diungkapkan selain SUBHANALLAH—maha suci Allah.

Kelompok yang menolak
Sebaliknya, orang-orang yang menganggap berita tersebut hoax, alias bohong, bisa berasal dari dua kelompok: Theist dan/atau Atheist. Dari kalangan Theist, yang sulit menerima kebenaran klaim yang tidak logis adalah kelompok yang percaya bahwa meski Tuhan maha kuasa, tetapi Tuhan tidak akan pernah mengingkari hukum yang telah Dia ciptakan sendiri, Hukum Sebab-Akibat.

Sebagai contoh, kelompok ini percaya bahwa Nabi Isa (Yesus Kistus) memang terlahir tanpa ayah, berkat kuasa Tuhan. Meski begitu, toh Tuhan tetap konsisten dengan hukumNya. Isa tetap terbentuk di dalam rahim seorang wanita bernama Maryam (Bunda Maria), berkembang melalui kehamilan wajar dan terlahir melalui persalinan yang alamiah pula.

Dari kalangan Atheist, dasarnya adalah logika. Di dalam kamus mereka tidak ada eksistensi Tuhan. So tidak ada yang namanya mukjizad atau keajaiban. Apa yang dipandang kejadian ajaib oleh penganut agama, di mata kelompok Atheist hanyalah sesuatu yang oleh sains belum berhasil diungkap.

Kelompok yang skeptis
Kelompok skeptis tidak akan serta merta menerima atau menolak sebuah klaim sebelum mendapat data (empiris) yang cukup untuk dijadikan buktinya. Terhadap klaim bayi lahir membawa Al Quran ini misalnya, kalangan skeptis akan mempertanyakan dulu hal-hal berikut ini.

 Bagaimana proses persalinan bayi tersebut berlangsung? Melalui kelahiran normal atau sesar?
 Di mana dan dalam suasana ruangan (misalnya, intensitas penerangan) seperti apa persalinan dilakukan?
 Berapa orang, siapa saja, yang terlibat dalam proses persalinan itu?
 Mengingat si Ibu bayi awalnya beragama Kristen, penting pula diketahui apa agama orang yang membantu kelahiran tersebut.
 Berdasarkan ukuran AL Quran seperti yang diperlihatkan di foto berukuran tak lebih besar dari sebuah kota korek api, boleh jadi Quran tersebut adalah karya seni. Jika ya, penting pula diteliti jenis kertas dan jenis tinta tinta yang digunakan, sehingga dapat diketahui kapan Quran mini tersebut dibuat.

Mengapa pertanyaan-pertanyaan tersebut penting diajukan? Untuk memastikan bahwa semua kondisi yang memungkinkan peristiwa tersebut terjadi karena rekayasa dapat ditepis. Hanya ketika semua kemungkinan adanya rekayasa bisa dibuang barulah orang skeptis dapat menerima bahwa kejadian tersebut sebagai peristiwa gaib, sebuah mukjizat.

Kemungkinan ada motif politik dan ekonomi
Dari kacamata skeptis bukan mustahil kejadian ini hanyalah hasil rekayasa untuk menciptakan sensasi. Sama seperti kasus yang sempat membuat heboh netizen dan aparat keamanan di Jakarta beberapa waktu lalu, yaitu kasus seorang kakek yang mengaku bisa mengeluarkan telur dari duburnya. Belakang diketahui bahwa klaim itu hanyalah kebohongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun