Di dalam “Kamus Bahasa Indonesia Lengkap” karangan Daryanto, kata “aktual” dimaknai: berita yang sebenarnya; betul-betul terjadi; betul-betul ada.
Mengingat kata “aktual” adalah bentuk serapan dari kata actual (Inggris), maka ada baiknya juga kita lihat makna kata actual itu di dalam kamus “Webster’s New Encyclopedic Dictionary”. Di dalam kamus Inggris-inggris itu kata actual dimaknai: (1) a: existing in fact, b: really acted on or carried; (2) not false; (3) present or active at the time.
Dalam bidang tulis-menulis, seperti di Kompasiana ini, jelaslah bahwa kata “aktual” dan/atau actual merupakan ajektiva untuk menyebut tulisan yang berkategori berita, isinya menarik dan berguna, peristiwanya nyata, baru saja terjadi atau (akan lebih baik) sedang terjadi.
Mengingat Kompasiana memosisikan dirinya sebagai citizen journalism, maka sangatlah tepat jika “blog keroyokan” ini mengutamakan tulisan yang memenuhi kriteria aktual. Wajar pula bila kemudian tulisan-tulisan yang memenuhi kriteria aktual itu perlu dipromosikan agar dibaca oleh banyak orang.
Di Kompasiana, aktual atau tidaknya sebuah tulisan diserahkan kepada pembaca (bahkan kepada penulisnya sendiri) untuk menilainya. Semangat kebijakan ini sangat baik karena memberi kesempatan kepada pembaca untuk mengungkapkan pendapat dan kesannya terhadap sebuah tulisan.
Hebatnya lagi, di Kompasiana, judul tulisan yang berkategori “aktual” secara otomatis terpampang di halaman depan. Dampaknya, tulisan tersebut berpeluang dibaca oleh banyak orang karena terlihat oleh semua pembaca pada kesempatan pertama membuka situs Kompasiana.
Menyadari arti dan manfaat kategori “aktual’ bagi sebuah tulisan di Kompasiana ini, wajar bila kemudian banyak penulis artikel menilai tulisannya sendiri dengan “aktual”. Bagi penulis yang memiliki banyak teman maka “self vote” itu menjadi semacam isyarat kepada teman-temannya untuk mendukung tulisan tersebut dengan memberi nilai “aktual” pula. Tujuannya jelas, agar judul tulisan itu secara otomatis terpajang di halaman depan dan terbaca oleh banyak orang.
Itulah kemudian yang menjadikan penilaian tulisan di Kompasiana menjadi tidak objektif, sarat kepentingan. Akibatnya, kategori “aktual” yang sejatinya diperuntukkan bagi tulisan yang bernilai berita, menarik, penting, nyata dan baru saja terjadi, menjadi kehilangan makna.
Silakan saja simak dengan seksama tulisan-tulisan yang masuk kategori “aktual” di Kompasiana ini. Banyak diantaranya yang sama sekali tidak bernilai berita, bahkan tidak sedikit yang hanya berisi curahan hati penulisnya saja. Ada pula tulisan yang murni opini dengan isu yang sudah sangat usang, tetapi toh tetap dinilai aktual oleh pembaca (teman-teman penulisnya).
Maka, di Kompasiana, kata “aktual” tidak lagi mengandung makna yang sesungguhnya, seperti yang dimaksudkan di dalam kamus. Di sini, kata “aktual” bisa berarti tulisan fiktif, opini yang mengandung sindiran, atau bahkan kampanye terselubung, tetapi “disukai” pembaca khususnya kawan-kawan penulisnya.
Jika sudah begitu, siapa sesungguhnya yang salah? Apakah kompasianer banyak yang tidak paham makna kata ”aktual”?; atau, kepentingan sempit lebih diutamakan ketimbang pertimbangan objektif akan kualitas tulisan?; atau, otomatisasi penayangan judul “tulisan atual” itu yang perlu dikaji ulang?
Jika kecenderungan “aktualisasi” bebas terhadap sebuah tulisan, seperti yang terjadi di Kompasiana ini, terus dibiarkan maka kredibilitas Kompasiana dan Kompasianer menjadi taruhannya.
Wajarkah tulisan tulisan yang jelas-jelas opini, cenderung fiktif, dan sudah basi pula, bisa dikategorikan aktual?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H