Tidak ada makhluk halus yang meminta ‘tumbal’
Data Korlantas Mabes Polri adalah data empiris. Bisa diuji dan diverifikasi. Lantas bagaimana dengan anggapan adanya makhluk-makhluk halus yang meminta tumbal nyawa manusia?Anggapan tersebut hanyalah keyakinan yang bersumber pada mitos. Kekurang-cakapan, ketidak-sabaran, keangkuhan, kecerobohan, kelelahan, dan rasa kantuk adalah faktor manusiawi yang banyak menimbulkan error dalam pekerjaan.
Agar tidak menjadi tumbal kecelakaan lalu lintas maka error itu harus dicegah. Caranya, jangan memaksakan diri atau membiarkan seseorang mengemudi (ini terutama berlaku bagi orang yang pekerjaannya bukan supir) bila:
- Durasi mengemudi sudah menembus angka 6 jam tanpa beristirahat;
- Bila perjalanan memasuki siang hari setelah semalaman mengemudi;
- Ketika kebiasaan menggunakan isyarat (lampu dim, lampu sen, klakson) biasanya tepat moment, tempat dan peruntukannya mulai tidak konsiten;
- Ketika bertemu dengan kondisi jalanan dimana biasanya pengemudi menginjak rem, dia tidak mengurangi kecepatan;
- Ketika pengemudi tidak lagi menjaga jarak aman yang kosisten dengan kendaraan lain (yang berpapasan, yang didahului, atau yang dibuntuti);
- Bila supir terlihat menggerakan setir dengan sentakan tertentu, sementara kondisi jalan mulus dan tidak ada rintangan apa pun di depan;
- Lintasan (roda) kendaraan keluar dari marka jalan, sementara di depan tidak ada apa pun yang mengharuskan pengemudi keluar dari marka tersebut;
- Ketika si supir yang sejatinya dikenal sabar tiba-tiba mengeluarkan umpatan pada (pengemudi) kendaraan lain;
Hal-hal di atas bisa dijadikan pertanda/gejala supir mulai lapar, kelelahan, atau mengantuk.
Salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H