Mohon tunggu...
M Kanedi
M Kanedi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya sebutir debu semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Atraksi Tenaga Dalam Telan Korban (Kisah Tragis dari Kupang)

21 Februari 2012   17:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:21 2060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah perguruan silat yang bernama Perguruan Kera Sakti di Kupang Nusa Tenggara Timur menggelar atraksi (pertunjukan) kehebatan tenaga dalam para pendekarnya.

Caranya, performer (penampil) tenaga dalam berbaring di atas tanah lalu dilindas oleh sebuah mobil jeep yang sarat penumpang hingga ke atap. Tragis, seorang diantara penampil tewas di tempat, sementara dua lainya kritis di rumah sakit. Demikiandi beritakan TV One dalam Kabar Malam Selasa 21 Februari 2012 Pukul 23.00 WIB.

Berita ini sungguh menarik untuk dijadikan bahan renungan. Di tengah era ilmu dan teknologi maju dan canggih sekarang ini, ternyata masih ada orang yang tega menjual mimpi ke pada masyarakat yang ignorant bahwa ada kekuatan gaib bisa dikuasai manusia dan digunakan dalam dunia nyata.

Memang sebagian besar manusia percaya akan adanya sesuatu (kekuatan) yang gaib. Tetapi ada hal yang sering luput dipertanyakan seseorang ketika menyatakan percaya, yaitu apa bukti empiris bahwa kekuatan gaib itu bisa diwujudkan dalam alam kasat mata?

Pertanyaan itu penting, mengingat tidak ada fakta empiris yang bisa dijadikan bukti bahwa kekuatan gaib itu bisa dimanipulasi manusia dan dimanfaatkan untuk mengatasi persoalan hidup yang kasat mata.

Berikut adalah kondisi yang harusnya ada jika kekuatan gaib (seperti tenaga dalam, kemampuan memandang menembus tembok, tanah, atau lautan) memang eksis dan efektif.

1)Jika hanya dengan tatapan mata seseorang bisa mengendalikan gerakan suatu benda, maka orang seperti itu dapat dengan mudah membantu kesebelasan kesayangannya untuk membobol gawang lawan. Caranya, ya ketika pemain idola sedang shooting ke gawang lawan, bantulah dia dengan tenaga dalam yang super itu. Faktanya, di Indonesia ini orang yang mengaku atau dipercaya masyarakat memiliki kekuatan dahsyat itu ratusan, bahkan ribuan, tetapi dunia olah raga kita selalu terpuruk.

2)Jika dengan mata gaibnya seseorang mampu melihat hingga ke kedalaman laut dan bumi, maka orang ini bisa menggantikan peralatan sonar dan sejenisnya untuk mencari sumber-sumber mineral di perut bumi. Faktanya, tanpa bantuan peralatan produk teknologi dan kemampuan analisis seorang ilmuwan, kita bahkan tidak tahu dimana sumber mata air yang baik saat menggali sumur di pekarang rumah.

3)Jika ada manusia yang mampu memindahkan hujan dengan kekuatan supernya, sekaranglah saatnya beraksi. Di musim hujan ini banyak kawasan di kota-kota besar di tanah air yang terpaksa lumpuh akibat banjir genangan setelah diguyur hujan lebat. Mengapa para pawang hujan itu tidak bertindak memindahkan hujan agar jatuh ke lautan saja?

Gugatan di atas hanya sebagian saja yang pantas diajukan. Ada puluhan kondisi lain yang harusnya ada jika kekuatan gaib manusia super memang eksis dan bisa dimanfaatkan.

Kejadian tragis yang dialami pendekar Kera Sakti di Kupang itu adalah cerminan masih tingginya kepercayaan masyarakat akan adanya jalan pintas yang bernama keajaiban atau kesaktian yang dapat digunakan untuk mengatasi problem-problem kasat mata (ragawi) kehidupan.

Para “korban” itu boleh jadi orang-orang yang sangat cerdas, tetapi ignorant. Ignorant (ketidaktahuan) akan prinsip berpikir logis dalam menyikapi fenomena alam dan fenomena social.

Semoga kasus serupa tak terulang lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun