Mohon tunggu...
M Kanedi
M Kanedi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya sebutir debu semesta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Jauh Lebih Tegas Ketimbang SBY

7 Februari 2012   13:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:57 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Prabowo dan SBY sama-sama prajurit TNI dan juga sama-sama ketua dewan pembina partai poltik. Tetapi ada perbedaan mencolok antara kedua jendral itu dalam bersikap dan bertindak terhadap permasalahan (kader) di dalam partainya.

Jika dua hari sebelumnya masyarakat disuguhi konferensi pers SBY yang awalnya diperkirakan akan memberikan kejutan, terutama menyangkut status Anas Urbaningrum. Hari ini public disuguhi pidato politik tegas Prabowo Subiyanto menyangkut sikapnya terhadap kader Grindra di DPR yang menjabat wakil ketua BURT, Pius Lustrilanang, dalam acara menyambut hari jadi ke-4 partai binaannya itu.

Press Conference SBY

Alih-alih memberi kejutan , dalam jumpa persnya SBY hanya mengumbar kalimat bersayap. Akibatnya, perdebatan bukannya mereda melainkan kian berkembang. Soal status Anas Urbaningrum misalnya, SBY menegaskan tidak ada pencopotan sebelum ada penetapan status hukumnya oleh KPK.

Menariknya, SBY tahu betul bahwa isu korupsi Wisma Atlet yang menyeret Nazarudin ke pengadilan tersebut ada kaitannyadengan isu money politic saat kongres PD yang mengantar Anas menjadi ketua umum PD itu.

Di sini SBY terkesan hanya curhat yang intinya ingin menegaskan bahwa dia adalah negarawan yang taat pada hukum. Karena taat hukum itu maka public harus bisa memaklumi jika dia tidak bisa mengambil tindakan kepada kadernya meskipun dia sudah tahu duduk persoalannya.

Tidak berhenti di situ, SBY juga curhat soal kemungkinan (yang ditolaknya sendiri) adanya scenario pihak-pihak tertentu yang senang jika status hukum kader partainya menggantung di KPK, dengan mendorong KPK mengulur waktu mengumumkan penetapannya. Tentu jika public bisa menerima isu itu maka pesannya kira-kira adalah bahwa PD dizolimi. Tentu maksudnya, dizolimi oleh lawan-lawan politik partainya.

[Catatan: cara curhat seperti ini pernah dilakukan SBY saat melempar isu ada ancaman terroris yang diarahkan langsung pada dirinya beberpa tahun lalu yang kemudian menimbulkan polemic di publik]

Secara keseluruhan isi jumpa pers SBY dinilai oleh pengamat bukan menjernihkan melainkan justru memperkeruh keadaan. Ada kesan SBY melempar bola panas ke KPK, sementara para kader PD di daerah dibiarkannya tenggelam dalam rasa penasaran dan ketidakpastian. Ketidak pastian tentang masih perlukah sang ketum Anas Urbaningrum didukung atau harus segera berpaling.

Pidato Prabowo

Berbeda sekali sikap yang ditun jukkan Probowo Subianto. Begitu mendengar kadernya di BURT DPR Pius Lustrilanang diduga terlibat dalam proyek ruang sidang banggar yang tidak wajar, pensiunan Letnan JendralTNI ini menebar ancaman, bahwa partainya akan melakukan evaluasi dan bila perlu penindakan terhadap kadernya yang terbukti melakukan penyimpangan. Ancaman inilah antara lain yang diperkirakan mendorong Pius menggelar jumpa pers untuk mengklarifikasi posisi dirinya saat kasus tersebut sedang heboh-hebohnya

Hari ini, ancaman itu dibuktikannya. Pius Lustrilanang resmi ditarik dari BURT DPR. Selain itu Grindra juga akan melakukan rotasi kadernya di DPR. Apa istimewanya tindakan itu? Ada!

SBY tidak berani mengambil tindakan politik mendahului proses hukum untuk bertindak terhadap para kadernya, meski dia sudah tahu persoalan politiknya.

Prabowo tidak menunggu proses hukum. Cukup berdasarkan pertimbangan etik terhadap azas kepatutan yang telah dilanggar “anak buahnya” dia sudah mengambil tindakan politik. Padahal kadernya itu, dalam hal ini Pius Lustrilanang, belum tentu bersalah secara hukum.

Meskipun bagi kalangan intelektual, tindakan Prabowo ini hanyalah ekspresi kelatahan membangun citra, tetapi setidaknya, dia sudah menunjukkan kepada para kadernya sendiri arti sebuah ketegasan.

Dengan ketegasan itu selesai sudah polemik di public. Para kader langsung lega. Siapa harus kemana, siapa harus bagaimana, semuanya menjadi jelas. Tidak lagi mengambang .

Salut untuk Prabowo. Meski dinilai sekedar latah membangun citra, tindakan itu lebih memberi kepastian nasib anak manausia yang berlabel kader partai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun