Pompom, begitu orang-orang memanggilnya, adalah supir bus wisata yang bermarkas di Bangkok. Sore itu dia baru saja tiba di pool busnya sehabis mengantar serombongan turis. Sebagaimana biasanya, sebelum pulang dia harus membersihan kabin busnya terlebih dulu. Saat itulah dia menemukan sebuah kamera digital tergeletak di salah satu bangku penumpang.
Demi menjaga citra perusahaan, dia pun bermaksud mengantarkan kamera itu ke hotel tempat rombongan para turis itu menginap, tempat dimana dia tadi menjemput dan mengembalikan mereka.
“Tapi…” tiba-tiba dia bingung, sebab rombongan turis tersebut berjumlah 25 orang, itu pun terdiri dari tiga kebangsaan yaitu Prancis, Jepang, dan Indonesia.
“Kalo ku antar kamera ini ke hotel, tanpa tahu milik kelompok mana, berarti aku harus minta bantuan petugas hotel untuk “nge-call” turis itu satu per satu di kamarnya”.
“Oh no!Ini ide gila, para turis itu pasti lagi pada istirahat. Aku harus cari tahu kamera inimilik rombongan dari negara mana terlebih dulu. Tapi, bagaimana caranya ya?”
“Aaa, tanya boss aja lah…” tiba-tiba dia menemukan ide sebagai solusi awal mengatasi kebingungannya.
“Boss,ini ada kamera penumpang ketinggalan di bus. Tapi aku bingung, ini kamera turis Prancis, Jepang atau Indonesia” lapor Pompom pada bossnya.
Sebagai catatan: si boss adalah mantan pemandu wisata dengan “jam terbang” lebih dari 20 tahun.
“Ah, gampang itu” kata si boss. “Aku ini dua puluh tahun lebih jadi tourist guide.
“Aku tahu betul kebiasaan beragam turis maca negara dengan kamera mereka”.
“Sekarang coba kau buka file gambarnya” perintah si bos pada Pompom.
“Kalo file-nya berisi objek-objek pemandangan, benda-benda purbakala, binatang, bunga-bunga tanaman,atau barang-barang souvenir maka kamera itu pasti milik turis Prancis atau Jepang”.
“Kok bisa begitu boss?” tanya Pompom.
“Turis Prancis dan Jepang senang memotret/mengabadikan objek-onjek atau kejadian-kejadian menarik di alam sekitar .
Tapi kalo file-nya mayoritas berisi gambar orang, entah sendiri atau berombongan tiga hingga enam orang, itu pasti kamera orang Indonesia” demikian petunjuk si boss pada Pompom.
“Kenapa begitu bos?” kembali Pompom ingin tahu sembari melaksanakan petunjuk boss nya.
“Ee..bener bos, kamera ini isinya cuma kumpulan gambar dua orang saja. Sayaingat dua orang itu memang anggota rombongan dari Indonesia” seru si Pompom senang.
“Kenapa bisa begitu ya bos?” tanya Pompom sembari tersenyum karena masalahnya terpecahkan.
“Turis Indonesia, biasanya lebih sukamemotret diri mereka sendiri” kata si boss.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H