Mohon tunggu...
M Kanedi
M Kanedi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya sebutir debu semesta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cara Bertemu Makhluk Halus yang Ilmiah, Tidak Syirik, Bisa Diuji

9 Juni 2011   08:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:42 9486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan hanya di negeri ini banyak orang percaya akan keberadaan makhluk halus: malaikat, jin, hantu, vampire, genderuwo, kuntilanak, tuyul, peri, atau bidadari. Yang berbeda adalah deskripsinya, bergantung pada budaya dan keyakinan masyarakat bersangkutan.

Sejauh ini eksistensi makhluk-makhluk itu hanya bergantung pada pengalaman subjektif orang per orang. Sehingga ketika dituntut untuk membuktikan,  orang terpaksa hsrus kembali ke bukti pamungkas: “katanya”. Namun demikian jika ada yang tertarik dan penasaran ingin bertemu dengan makhluk halus ada cara ilmiah yang dapat ditempuh.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian, terutama dari bidang ilmu Psikologi, telah diketahui ada beberapa keadaan, baik kebetulan atau di sengaja, yang dapat menimbulkan beragam sensasi bertemu makhluk-makhluk halus, yaitu:


  • pernah terkena kejutan listrik atau sambaran petir (tetapi selamat);
  • tinggal di rumah yang terbuat dari tanah liat;
  • menderita demam (panas badan tinggi);
  • dalam keadaan sangat lapar;
  • salah makan (di dalam makanan terkandung zat-zat tertentu, misalnya mengandung senyawa-senyawa neurotransmitter);
  • dalam keadaan mabuk (karena minuman beralkohol atau narkoba);
  • sibuk dan bekerja terlalu keras;
  • menahan kantuk (misalnya, karena pekerjaan yang mengharuskan):
  • berkendara sendirian di malam hari;
  • berlayar sendirian di tengah laut; atau
  • habis bertengkar dengan keluarga atau teman.

Bahkan, berbagai aktivitas mistik keagamaan juga menimbulkan salah satu atau beberapa keadaan tersebut. Puasa, misalnya, dapat menimbulkan rasa lapar yang sangat. Semadhi akan membawa seseorang ke dalam suasana hening dan sepi, atau terpaksa harus menahan kantuk. Dalam kondisi seperti itu alat indera dan sistem saraf tidak berfungsi dengan normal (anomaly), akibatnya seseorang dapat mengalami misidentifikasi dan halusinasi.

Seperti diketahui,penghantaran impuls pada sistem saraf berlangsung melalui dua mekanisme perambatan yaitu secara elektrik dan kimia. Sebagaimana peristiwa kelistrikan umumnya, peristiwa perambatan impuls listrik pada saraf rentan terhadap gangguan yang bersifat elektromagnetik.

Penelitian untuk megetahui pengaruh medan listrik-magnet terhadap kondisi psikologis atau kesadaran sudah banyak dilakukan antara lain oleh Michael Persinger. Dalam penelitian itu relawan di bawa ke dalam ruangan kedap suara, matanya ditutup rapat,lalu kepalanya dipasangi helm yang dapat menghasilkan medan electromagnet lemah, dan selama pengamatanrelawan ditinggalkan sendirian.Medan elektromagnet pada helm tadi diubah-ubah besarnya melalui papan kendali (control panel) di luar ruangan.

Hasilnya, medan electromagnet yang berbeda (kuatnya) menghasilkan halusinasi yang berbeda pula.Sensasi yang umum dialami/dirasakan relawan adalah: melayang, berjalan di dalamtrowongan,ada getaran, kenangan masa kecil,bertelepathy dengan seseorang, melihat cahaya terang, merasa menyentuh tangan orang lain.

Penghantaran impuls secara kimia pada sistem saraf melibatkan senyawa kimia yang disebur neurotransmiter.Proses transmisi akan terganggu bila senyawa neurotransmiter tadi sangat kurang,terlalu berlebihan, atau diintervensi oleh senyawa lain. Terganggunya peoses transmisi impuls saraf dapat menimbulkan efek halusinasi. Setiap senyawa yang dapat menimbulkan halusinasi disebut halusinogen. Halusinogen secara alamiah diproduksi dan terdapat di dalam tubuh manusia, diantaranya adalah serotonin dan DMT (N, N-diemethyltryptamine).

Serotonin adalah neurotransmiter yang diproduksi di otakyang pada orang normal dan sehat menimbulkan rasa lesu dan kantuk. Serotonin juga bersifat halusinogen, oleh sebab itu orang yang mengalami gangguan tidur dapat mengalami halusinasi. Orang-orang yang karena pekerjaanya harus banyak melawan kantuk seperti supir truk, pilot, dan lain-lain kadang-kadang mengalami halusinasi berupa munculnya penampakan-penampakan aneh seperti melihat cahaya terang menyilaukan, bayangan wajah tanpa badan, atau bayangan hewan.

Kelebihan serotonin—yangsewaktu-waktu terjadi secara alamiah—merupakanfaktor yang diduga banyak menimbulkan fenomena paranormal: melihat hantu, peri, drakula, siluman, monster dan lain-lain,yang biasanya terjadi pada malam hari baik dalam keadaan tertidur atau jaga. Kondisi mengantuk, lelah, atau di lingkungan gelap mata sangat mudah mengalami misidentifikasi terhadap objek yang sebenarnya mudah dikenali dalam kondisi yang normal.

DMT adalah halusinogen yang ditemukan pada cairan sumsum tulang, paru-paru, otak, jantung, hati, darah, dan air kencing. DMT diproduksi terutama pada saat bermimpi, senyawa ini pengaruhnya singkat, 2-5 menit saja.Sensasi yang ditimbulkan oleh DMT adalah: suara-suara aneh, merasa terlempar ke angkasa, menjelajah ruang dan waktu, bertemu dengan berbagai makhluk gaib, merasa tahu segalanya tentang alam semesta, melihat mesin aneh, melihat tanaman aneh, atau mendengar nyanyian asing yang aneh-aneh.

Selain yang alamiah di dalam tubuh, DMT juga dapat berasal dari luar tubuh. DMT buatan sudah lama ditemukan orang, pengaruhnya sama dengan DMT yang diproduksi tubuh. Dukun-dukun suku Indian (shaman) yang mendiami hutan Amazon di Amerika Selatan biasa menggunakan minuman yang disebut ayahausca.Minuman tersebut dibuat dari ekstrak tumbuhan yang mengandung DMT.Sensasi orang yang meminum minuman tadi antara lain mendengar musik atau nyanyian gaib, merasa adanya getaran dan goncangan seolah sedang terjadi gempa bumi. Kaum mistik di Iran juga diketahui meminum ramuan berisi DMT sebelum melakukan ritual duduk bersila sebagai upaya berhubungan langsung (unifikasi) dengan Tuhan.

Bila kemudian si shamanatau si praktisi mistisisme mengaku telah bertemu dengan makhluk-makhluk gaib,sementara pengalaman itu sama dengan pengalaman psikologis biasa—misidentifikasi dan halusinasi, tepatkah itu disebut sebagai peristiwa gaib, dan makhluk-makhluk yang dijumpai itu adalah makhluk gaib?

Buktikan sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun