Mohon tunggu...
M Kanedi
M Kanedi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya sebutir debu semesta

Selanjutnya

Tutup

Money

Fengshui, Hanya Mitos Belaka

2 Juni 2011   04:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:57 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Feng shui, dalam bahasa Yunani disebut geomancy (geo=bumi, mantis= peramalan), adalah ilmu tradisional Cina tentang tempat atau penempatan sesuatu untuk kepentingan manusia agar selaras dengan alam. Lazimnya fengshui diterapkan dalam pembangunan rumah atau gedung menyangkut posisi, orientasi, dan penataan ruang (interior maupun eksterior).

Tidak ilmiah

Prinsip fengshui didasarkan atas keyakinan adanya “daya” atau “kekuatan” atau “energi” yang bersifat positif yang disebut chi atau qi dan yang bersifat negatif yang disebut sha (lawan dari chi). Tujuan penerapan feng shui adalah untuk menjamin agar “energi” positif itu bekerja. Energi positif itu akan menyebabkan kehidupan manusia menjadi lebih selaras dengan alam, tempat tinggal yang sehat, terhindar dari penyakit, murah rejeki, dan panjang umur. Untuk memperoleh energi positif itulah diperlukan penataan letak rumah, penggunaan warna, penempatan lampu, dan pengaturan tata letak perabotan rumah yang sesuai.

Persoalannya, pendeteksian keberadaan chi atau qi hanya dapat dilakukan melalui kepekaan metafisika dan strategi pengaturan tata letak, pewarnaan, dan pencahayaan dan lain-lain itu masih berdasarkan unsur-unsur metafisika, hanya berdasarkan klaim sang master (praktisi).

Selain menyangkut perancangan dan penataan bangunan, ruangan, dan peralatan, feng shui juga mencakup saran-saran terhadap perilaku dan sikap penggunanya. Misalnya, hindari berangkat ke tempat kerja atau tempat usaha secara langsung jika tempat kerja tersebut di sebelah utara tempat tinggal (jangan pergi berbisnis ke arah utara). Jika harus begitu, pergi dulu ke arah timur lalu ke utara baru mengarah ke selatan (ke tempat kerja). Jadi nasihat penyerta prktik fengshui sangat sarat mitos dan tahayul.

Tidak konsisten

Jack Robinson pensiunan professor sains di University of South Florida (USF), suatu ketika merasa gundah menyaksikan Feng Shui dijadikan mata kuliah yang diajarkan pada program pendidikan untuk para pensiunan di universitas bekas tempatnya mengabdi tersebut. Robinson mengangap masuknya fengshui dalam kurikulum USF merupakan ancaman terhadap reputasi USF. Dia mencoba mengingatkan pimpinan program, tetapi pimpinan program menyatakan bahwa mata kuliah itusudah disetujui oleh Komite Kurikulum sebagai bentuk pelayanan mata kuliah yang menarik minat peserta program. Akhirnya Robinson mendaftar untuk ikut kuliah tersebut (sebagai seorang pensiunan), dengan tujuan dapat menjadi pelurus pemahaman terhadap fengshui yang dinilainya tidak ilmiah dan sarat dengan tahayul.

Pada suatu kesempatan dalam perkuliahan Robinson meminta waktu untuk menayangkan sebuah video yang berisi rekaman konsultasi dan kerja praktisi fengshui. Video tersebut dibuat untuk menguji apakah klaim fengshui sebagai sesuatu yang ilmiah dan patut diandalkan. Tiga orang master fengshui disewa secara terpisah untuk memberikan masukan atau saran tentang tata ruang kamar tidur dan ruang tamu di sebuah rumah.. Ketiga fengshui melakukan “diagnosis” dan saran tindakan terhadap kamar yang sama dengan perabot yang sama pula, tetapi ketiganya tidak saling mengetahui. Ketiga master fengshui itu sepakat mengatakan bahwa praktik fengshui adalah ilmiah.

Hasilnya, dua praktisi tidak sepakat soal penempatan ranjang di kamar tidur, dua master sepakat perabotan di ruang tamu sudah benar, tetapi praktisi ketiga mengubah total tata letak perabotan tersebut. Dua master menyarankan penggunaan warna merah cerah untuk sofa dan kursi, tetapi seorang master lagi mengatkan bahwa warna merah dapat berakibat buruk pada kesehatan orang yang menggunakan ruangan tersebut dalam waktu lama.

Berdasarkan hasil eksperimen itu Robinson berkesimpulan bahwa sama sekali tidak ada standar baku yang digunakan praktisi fengshui dalam membuat diagnosis dan solusi yang diberikan.

Sumber: Robinson, J. 2004. Feng Shui at USF . http://www.tampabayskeptics.org/v17n2rpt.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun