[caption id="attachment_361160" align="aligncenter" width="600" caption="Jembatan Linggamas mulai berfungsi pada 9 Januari 2015 (dok. Kandar)"][/caption]
Tamat sudah! Di penghujung tahun 2014 ini usai sudah “drama pelik” proyek pembangunan jembatan Linggamas yang “diproduseri” oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga dan Pemerintah Kabupaten Banyumas itu.
Proyek pembangunan infrastruktur yang mendekatkan jarak antara kota Purwokerto dengan bandara Wirasaba dan kota-kota lain di sebelah timurnya ini rencananya akan mulai berfungsi penuh pada minggu kedua Januari 2015. Dana pembangunan yang bersumber dari uang pajak rakyat itu terbukti tidak sia-sia.
PR selanjutnya bagi para “produser” adalah meningkatkan mutu prasarana pendukung yang saat ini tidak memadai. Di wilayah Kabupaten Purbalingga sendiri, kualitas jalan di jalur utama yang masih di bawah standar diperkirakan mencapai 10 kilometer. Rinciannya adalah ruas antara Karang Kemiri hingga jembatan Linggamas dan ruas antara perempatan Brak Kembangan hingga Pasar Penican. Sedangkan di wilayah Kabupaten Banyumas, akses menuju kota Purwokerto bahkan ada yang harus melewati ruas jalan yang lebarnya kurang lebih hanya dua meter!!!
[caption id="attachment_361161" align="aligncenter" width="600" caption="Akses jalan masih sangat sempit (dok. Kandar)"]
![14192259672047362037](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14192259672047362037.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Proyek Sulit
Kalau tidak salah hitung, proyek pembangunan jembatan Linggamas tersebut diselesaikan setelah melewati tiga tahun fiskal, dua masa jabatan presiden, dua sosok bupati Purbalingga dan Banyumas, dua nama gubernur, dan dua kali ganti kontraktor.
Kontraktor pertama terpaksa diputus kerjasamanya karena dianggap wanprestasi. Faktor cuaca menjadi kambing hitamnya. Alhasil, selain sang kontraktor rugi besar, proyek pun mangkrak selama berbulan-bulan.
Kontraktor kedua nyaris mengalami hal yang sama. Untung saja pemerintah cukup bijaksana sehingga sang kontraktor hanya diharuskan membayar denda akibat keterlambatan pekerjaan beberapa hari.
Maka ibarat sebuah film, proyek Linggamas tersebut mungkin bisa disamakan dengan film drama kolosal berdurasi 180 menit yang penuh dengan deraian air mata.
[caption id="attachment_361162" align="aligncenter" width="338" caption="Jadi obyek wisata dadakan... (dok. Kandar)"]
![1419226053249729501](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1419226053249729501.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Seberapa Hemat?
Untuk saat ini, waktu tempuh dari pertigaan Klampok (Kab. Banjarnegara) menuju kota Purwokerto baik lewat rute selatan (via kota lama Banyumas), rute utara (via kota Purbalingga), maupun rute tengah (via jembatan Linggamas), durasi perjalanannya tidak terdapat perbedaan yang mencolok. Sebabnya, kondisi jalan raya di dua rute terakhir masih terdapat kerusakan di sana-sini.
Lalu bagaimana dengan konsumsi bahan bakar? Nah, untuk perkara yang satu ini, jika mengambil pilihan melewati rute tengah via jembatan Linggamas, maka bensin yang dihemat jumlahnya cukup lumayan.
Oh ya, untuk sementara, jenis kendaraan yang diperkenankan untuk melewati jembatan Linggamas adalah yang bertonase kecil saja. Jika ada bus maupun truk berukuran besar nekat melintas di rute tengah tersebut maka resikonya adalah menggelimpang di tengah sawah.
Jadi, patuhi sajalah….
[caption id="attachment_361163" align="aligncenter" width="634" caption="Perbandingan jarak tempuh (sumber: google.co.id)"]
![1419226122204618578](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1419226122204618578.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
[caption id="attachment_361165" align="aligncenter" width="450" caption="Petani Banyumas menyambut gembira selesainya jembatan Linggamas (dok. Kandar)"]
![14192261821681947375](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14192261821681947375.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
[caption id="attachment_361167" align="aligncenter" width="600" caption="Sisi jembatan wilayah Banyumas (dok. Kandar)"]
![1419226276602796163](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1419226276602796163.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI