Mohon tunggu...
Zaki Iskandar
Zaki Iskandar Mohon Tunggu... Auditor - YNWA!

YNWA!

Selanjutnya

Tutup

Humor

Wanita-wanita Cantik dan Bakso Itu

4 Januari 2013   01:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:33 1484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_225738" align="aligncenter" width="240" caption="(sumber gambar: kusukadiva.com)"][/caption]

Sudah menjadi rahasia umum kalo para diva KYB adalah penggemar benda-benda berbentuk bulat. Masih ingat kan bagaimana hebohnya mereka ketika beberapa bulan yang lalu mereka gagal mendapatkan siomay buruannya? Seluruh dunia akhirnya tahu bahwa gara-gara makanan berbentuk bulat itu, sebagian dari mereka histeris dan sebagian lagi berhalusinasi.

Untuk mengobati kekecewaan yang dapat berujung pada problem kejiwaan akut itu, suami Mbak Uni berinisiatif mengajak istri dan keempat anggota gank tersebut pelesiran ke Purbalingga. Sampai di Purbalingga, kelima diva KYB itu diajak wisata kuliner sepuas-puasnya. Dan ternyata, objek buruannya tak jauh-jauh dari kuliner berbentuk bulat.

Hari pertama, gank yang ngetop karena kekoplakannya itu berpesta pora makan getuk goreng. Semua getuk dicoba; dari rasa original, rasa mangga, rasa kelapa, rasa nangka, rasa getah nangka, hingga rasa mbayar.

Hari kedua, komplotan ibu-ibu cantik itu berburu buah-buahan yang -- yak tebakan Anda tepat sekali -- berbentuk bulat. Mereka pergi ke Desa Kalikajar dan menghajar buah duku khas desa itu. Setelah itu mereka menuju ke Desa Senon untuk menikmati buah durian yang konon kelezatannya susah untuk ditandingi. Saking lezatnya, setelah mengembat daging durian, biji dan kulitnya pun tak luput dari keganasan mereka. Masih belum terpuaskan, rombongan itu berangkat ke Kejobong untuk menikmati jengkol mentah istimewa langsung di pohonnya.

Hari ketiga, emak-emak gaul itu kepengin mencicipi siomay dan bakso ala Braling City. Tak ada warung siomay dan bakso yang tak mereka sambangi. Di warung siomay “Somse”, Mbak Djadoel dan BKK masing-masing menghabiskan 2 piring siomay full edition. Di warung bakso “Ya Mahmud”, Nyonya Vale menjadi kampiunnya. Sementara di warung bakso “Kumis”, hanya tinggal Mbak Uni yang masih kuat makan. Mbak Djadoel, BKK, dan Nyonya Vale tepar. Dan Teh Ice, beliaunya malah sibuk tepe-tepe ke pemilik warung yang memang berkumis tebal.

Namun sepulangnya, ketika rombongan istimewa tersebut melintas dekat batalion tentara di Bojong, tiba-tiba Teh Ice yang mendadak kelaparan melihat sebuah papan nama warung bakso yang lumayan menarik perhatiannya. Nama warungnya adalah “BAKSO BAKAR”.

“Eh, ada bakso unik tuh! Bakso bakar! Kita coba yuk?! Gue laper nih….” ujar Teh Ice.

“Ayuk….” jawab keempat rekannya berbarengan.

Mereka pun mampir di warung “Bakso Bakar” dan memesan 5 mangkok bakso. Rasapenasaran menghinggapi para diva tersebut. Seperti apakah kira-kira rasa dan bentuk bakso bakar itu?

Kurang lebih sepuluh menit kemudian, pesanan pun diantarkan oleh pemilik warung. Saat mangkok-mangkok berisi bakso diletakkan di meja, kelima aktivis KYB itu saling berpandangan.

“Kok bentuknya kayak bakso biasa….” gumam Mbak Djadoel.

“Rasanya juga sama kayak bakso biasa,” kata Nyonya Vale setelah mencicipinya sebutir.

“Kita harus protes nih! Masa judulnya bakso bakar tapi penampakannya mulus-mulus aja, gak ada gosong-gosongnya sedikitpun!” timpal Mbak Uni.

“Pak Bakso, kesini bentar, Pak!” kata Teh Ice sambil melambai ke arah pemilik warung.

Pemilik warung pun tiba di depan mereka. “Ada apa ya, Ibu-ibu sekalian?” tanya beliau dengan sopan.

BKK yang dari tadi seperti menahan sesuatu, akhirnya tak mampu membendungnya.

“Begini, ya, Pak! Kami ini jauh-jauh datang dari Jakarta ke Purbalingga buat rekreasi. Kepenginnya sih kami bisa puas dan terhibur. Purbalingga memang kotanya kecil, tapi kami akui bahwa kota ini asyik banget. Banyak obyek wisata bagus di sini. Makanannya pun selain enak, harganya juga murah. Sejauh ini oke banget.

“Tapi khusus di warung Bapak ini, jujur saja kami merasa kecewa. Kami mampir di sini untuk menikmati makanan unik yang Bapak jual. Kami penasaran dengan bakso bakar yang ada di sini. Tadi jelas-jelas saya memesan bakso bakar, tapi kenapa Bapak memberi kami bakso biasa? Kenapa? Why???

“Maap-maap kata sebelumnya, ya, Pak, tolong jangan memandang remeh kami. Walaupun kami ini ibu-ibu, tapi kami ini wanita. Wanita luar biasa maksudnya. Pernah denger Padepokan Cilebut kan, Pak? Nah, kami ini dulu berguru di sana. Jadi jangan pernah coba-coba menipu kami.

“Jadi, kalau sekarang BAPAK TIDAK MEMINTA MAAF KEPADA KAMI DAN MENGGANTI BAKSO YANG INI DENGAN BAKSO BAKAR, maaf saja Pak, Bapak akan kami laporkan ke YLKI, Ditreskrimsus, Mentri Urusan Perempuan, Densus 88, Komnas HAM, KPK, Admin Kompasiana, Pak Ahmad, dan masih banyak lagi!” semprot BKK dengan napas tersengal-sengal. Di sekeliling BKK, terlihat Mbak Djadoel, Teh Ice, Mbak Uni, dan Nyonya Vale memelototkan mata mereka sambil berkacak pinggang.

Entah bagaimana ceritanya, yang jelas suami Mbak Uni tiba-tiba muncul di warung tersebut. Melihat istri dan keempat rekannya sedang mengerubungi seseorang, suami Mbak Uni pun menghampiri mereka.

“Ada apa ini?” tanya sang suami kepada Mbak Uni. Namun begitu melihat seseorang yang sedang ramai-ramai dibully adalah si pemilik warung, suami Mbak Uni mengalihkan perhatiannya kepada sosok tersebut.

“Halo Pak Bakar! Kepriwe kabare, uwis suwe ora ketemu! Kenapa ini kok Pak Bakar kayak mau digebukin ramai-ramai sama teman-teman saya ini?” ujar suami Mbak Uni sambil menepuk-nepuk bahu pemilik warung yang ternyata bernama Pak Bakar.

“Alhamdulillah, kabar saya baik-baik saja, Mas Jensen! Ini loh, tadi ada sedikit masalah sama ibu-ibu in…. Lho, kemana mereka? Kok tiba-tiba hilang??” kata Pak Bakar yang jadi kebingungan karena BKK cs. tiba-tiba lenyap dari warung itu. Pak Bakar dan suami Mbak Uni celingukan mencari keberadaan ibu-ibu KYB tersebut.

***

Nun jauh di tengah-tengah areal persawahan sana, lima orang ibu-ibu gaul terlihat sedang bersembunyi di antara rerimbunan tanaman padi yang mulai menguning. Semilir angin yang berhembus semoga bisa sedikit memberi kesejukan pada wajah mereka yang nampak kemerah-merahan….

Makan bakso bersama ini tidak diikuti oleh anggota pria @KoplakYoBand karena sudah punya bakso sendiri-sendiri (di kulkasnya)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun