Pada penghujung bulan Juni 2011 yang lalu, saya dan rekan-rekan seprofesi mengadakan acara kumpul bareng di Kota Magelang. Acara yang rencananya akan diisi dengan berarung jeram dan outbond itu kami pusatkan di Hotel Puri Asri yang lokasinya bersebelahan dengan Taman Kyai Langgeng.
Sesampainya di sana, kami pun diberi pengarahan oleh para ’nakhoda’ perahu karet sebelum kami semua nyemplung ke Kali Progo yang warna airnya bak campuran kuah kolak dengan minuman bajigur itu. Walaupun pada awalnya tegang, namun akhirnya kami semua sangat menikmati pengalaman pertama mengarungi jeram-jeram di tengah cukup derasnya aliran air.
[caption id="attachment_146932" align="aligncenter" width="432" caption="Narsis#1 (Berjaket Kuning): Seru dan Menegangkan!"][/caption]
Selesai dengan aktivitas rafting, acara kami lanjutkan dengan membuat permainan-permainan interaktif. Suasana saat itu sungguh ceria dan menyenangkan.
[caption id="attachment_146937" align="aligncenter" width="457" caption="Narsis#2 (Kanan, Berkacamata): Joget Balon..."][/caption] [caption id="attachment_146940" align="aligncenter" width="332" caption="Narsis#3: Ular naga panjangnya..."][/caption]
Akhirnya seluruh rangkaian acara outbond tersebut rampung sudah. Kami yang kepayahan dan mengantuk, berjalan masuk ke dalam bus dengan langkah gontai. Hanya satu hal yang ada di benak saya saat itu: meringkuk di pojokan bangku belakang supaya bisa tidur sepulasnya.
Namun ketika kami memasuki Kota Ambarawa, tepatnya menjelang pertigaan Monumen Palagan dan Museum Kereta Api, tiba-tiba Denny sahabat saya mengatakan sesuatu yang mengagetkan para penumpang bus. ”Waspadalah, kita akan melintasi pertigaan yang sangat-sangat berbahaya!” kira-kira demikian ucapannya. Lhadalah! Saat itu saya langsung merasa sedikit takut bercampur penasaran, rasa kantuk pun tiba-tiba lenyap. Tapi tunggu punya tunggu, ternyata tak ada kejadian apapun ketika bus kami berlalu dari pertigaan tersebut. Seorang teman lalu mengajukan protes dan menanyakan apa maksud ucapan Denny tadi.
Dan Denny pun menjawab, ”Apa situ tadi nggak lihat ada apa di monumen barusan? Tuh, ada satu pesawat tempur dan satu panser yang moncongnya ngincer pertigaan tadi. Itu artinya, tempat itu adalah pertigaan paling berbahaya di dunia. Nggak cukup cuma dijaga polisi, bahkan pesawat tempur dan panser pun harus turun tangan....”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H