[caption id="attachment_216329" align="aligncenter" width="145" caption="Jenderal Gatot Subroto (sumber gambar: wahyufreedom.blogspot.com)"][/caption]
Beberapa minggu yang lalu seorang teman pernah menyatakan keheranannya sesaat setelah dia selesai membaca sebuah artikel. Yang diberitakan di dalamnya adalah suatu peristiwa yang terjadi di Jalan Letjen Sudirman, Jakarta.
Teman saya sungguh-sungguh merasa aneh dan spontan mengeluarkan pertanyaan tentang kemungkinan Panglima Besar Soedirman telah diturunkan pangkatnya secara semena-mena. Saya menjawabnya dengan mengatakan bahwa mungkin saja terdapat tokoh lain yang bernama Sudirman juga dan kebetulan berpangkat Letnan Jenderal.
Saya kemudian sedikit berbagi pengetahuan dengan teman saya itu bahwa Panglima Besar Soedirman bahkan telah dianugerahi pangkat Jenderal Besar, yaitu jenderal yang mempunyai lima bintang.
Sedangkan mengenai Letjen Sudirman, saya menduga-duga bahwa tokoh tersebut barangkali mempunyai hubungan dengan Basofi Sudirman yang pernah menjadi pejabat di DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Omong-omong tentang sosok pahlawan yang berasal dari kalangan tentara tapi secara tidak sengaja “diturunkan” pangkatnya, saya sendiri pernah menjumpai “keberadaannya” di sebuah kota di Pulau Kalimantan.
Pada akhir dekade 90-an, dalam perantauan saya ke kota tersebut, saya menjumpai sebuah papan nama jalan yang bertuliskan “JL. BRIGJEN GATOT SUBROTO”.
HAH?! Kok pangkat Pak Gatot melorot menjadi hanya jenderal berbintang satu?
Sebagai warga Banyumas Raya, tentu saja saya cukup kecewa salah satu tokoh kebanggaan kami – meskipun saya yakin tidak disengaja – dibuang bintangnya tiga buah sekaligus.
Padahal pemerintah telah secara resmi menganugerahkan pangkat jenderal bintang empat (anumerta) kepada tokoh yang amat populer di kalangan umat Buddha itu.
Yeah, semoga saja masalah tersebut telah ditangani dengan baik oleh otoritas yang berwenang di kota itu. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.
Bujur kada, Pak-ai?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H