Terlahir pucat dan tersenyum manja
Sedetik kemudian menangis meraung memenuhi isi ruangan kamar bidan ini
Dari itulah beliau mulai tersenyum
Mekar merekah seindah bunga terindah
Titik airmata tak terasa mengalir
Rasa bahagia dari ujung kepala sampai ujung kakinya
Untuk aku buah cintanya
Buah kerinduan dari segala harapan
Digendong dan ditimang
Senandung cinta diantara kekurangan
Dibagian depan....
Ayah berjibaku dengan potongan pohon bambu
Dengan cekatan, membelah dan segera menganyam
Ketika aku sudah bisa berdiri tegak
Ayah dan ibu sudah seharusnya beristirahat
Buah cintamu ini yang akan merawat
Sembah sujud dan doaku untukmu ayah dan ibu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H