Mohon tunggu...
FX HendroW
FX HendroW Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan

Memberi warna lain dalam kehidupanku, lahir dan besar di kota Ambarawa dan mencari rejeki di Sangatta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Prepare Perkemahan Jumat Sabtu

11 Desember 2018   12:55 Diperbarui: 11 Desember 2018   12:56 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selepas ujian tengah semester lalu, putri cantikku mulai membuka modul baru tentang " kemah ". Sesuatu yang mungkin sangat ditunggu di sela-sela penat hari-hari menghadapi pelajaran yang makin hari makin sulit dan membutuhkan tenaga ekstra yang disebut konsentrasi. "Kemah" yang didambakan itu sekiranya diadakan pada bulan Desember tahun ini, dan saat kuingat di pelajaran IPA waktu kelas 3 SD dahulu, jika musim di Indonesia terbagi dari 2 musim, musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau akan mulai dilabuhkan oleh alam di bulan Maret sampai Agustus, sedangkan musim penghujan mulai diturunkan antara bulan September sampai Februari. Dan Desember adalah puncaknya musim penghujan.

Obrolan tentang kemah itu mulai dicetuskan dan digaungkan hari demi hari. Dan di setiap obrolan pasti ada pro dan kontranya, pihak yang kontra pastinya adalah aku. Bukan karena apa, putri cantikku ini kesehariannya jauh dari kesan mandiri. Jangankan untuk membuat makanan secara bergiliran, bangun tidur saja kalau tidak dibangunkan bakalan sampai siang, tidak peduli apakah itu masa liburan ataupun sekolah.

Dan bulan Desember pun tiba...

" Tak terasa ya yah, sudah bulan Desember, bentar lagi kemah", ujarnya sore itu saat aku baru saja masuk kerumah sepulang kerja.
" Iya", sahutku agak ketus.
" Ayah mah gak pernah dukung", timpal putriku.
" Siapa bilang hayo", sahutku kemudian sambil tersenyum dan mencubit pipi putriku yang masih seperti bakpao.
" Ayah cuma maunya, kurangi dulu euforia tentang kemah itu, belajar dulu buat persiapan ujian semester 1, gitu aja pinta ayah", jelasku padanya lagi.
Sambil ngeloyor pergi masuk rumah kembali, ditambah mimik wajahnya yang manyun.

Hari keenam sebelum hari 'H'

Didalam kegelapan menuju warung penjual nasi goreng, putriku membuka obrolan lagi, " Bun, kata pak Adi, besok pas kemah segala macam rancangan acara baik berupa jalannya acara sama apa aja yang harus dibawa harua dibagi sama anggota regu" ujar putriku.
"Ya mestinya seperti itu kak, terus besok kakak dapat jatah bawa apa?" tanya sang bunda.
" Dapat jatah bawa bawang merah, bawang bombay, kecap manis, kerupuk, telur 2 butir, dan mie instan bun", rinci putriku.
" Ok, nanti hari kamis kita siapkan ya", seru bunda.
" Yang penting saat ini yang harus dilakukan adalah belajar buat besok, khan masih semesteran kak", sambutku.
" Iya ayah, nanti pulang beli nasgor belajar lagi.

Kamis, 6 Desember 2018

" Yah, kata bunda, kita mau cari perbekalan buat besok kemah", seru putriku selepas kuparkir motorku.
" Siap tuan putri, emang sudah belajar? Besok matematika lho kak", sahutku.
" Khan kakak belajarnya gak pas mau test saja, kemarin-kemarin khan sudah diajari sama ayah, tinggal nanti ditest saja", ujar putriku penuh percaya diri.
" Mantap".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun