Mohon tunggu...
Wayir Nuri
Wayir Nuri Mohon Tunggu... -

Aku dilahirkan di Jogja dan memutuskan tinggal di Aceh setelah tragedi tsunami. Pernah tercatat sebagai relawan, lalu mengarang novel berjudul Secangkir Kopi Untuk Relawan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berapa Biaya Rawatan Leukemia?

31 Mei 2013   10:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:45 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik




--“Jangan pernah merisaukan besarnya biaya pengobatan Leukemia”--
Tulisan ini sekadar untuk merefleksikan biaya yang diperlukan bagi orang tua yang anaknya menderita kanker, khususnya kanker darah atau leukemia. Banyak yang bertanya berapa biaya untuk mengobati seorang anak yang terkena kanker darah. Aku sendiri sejak Zaim divonis terkena Leukemia melakukan riset kecil-kecilan mengenai biaya yang diperlukan untuk mengobati jenis penyakit yang mematikan tersebut. Rumah sakit yang aku survey bukan hanya dari rumah sakit daerah atau rumah sakit nasional yang ada di Indonesia. Tetapi juga beberapa rumah sakit di negara tetangga.
Hasilnya tidak terlalu mengejutkan. Semua rumah sakit umumnya memiliki kesimpulan kata yang sama untuk biaya mengobati kanker—Mahal. Tidak di Indonesia, Malaysia, Singapura ataupun negara maju lainnya yangtelah pengalaman menangani kanker. Mahalnya biaya pengobatan tersebut ditentukan oleh mahalnya obat. Jadi bukan semata-mata karena biaya servis atau pelayanan rumah sakit atau tenaga medis. Tetapi lebih pada mahalnya harga obat.
Beberapa artikel yang saya baca menungkapkan fakta yang cukup mengejutkan. Banyak keluarga yang jatuh miskin karena uang mereka terpakai untuk mengobati anggota keluarga mereka. Mereka terpaksa melepaskan asset yang mereka punyai selama ini. Apakah itu berwujud uang simpanan, kendaraan, tanah dan tidak jarang satu-satunya rumah yang mereka miliki. Tidak jarang yang frustasi atau stress, bukana karena harta mereka lepas satu demi satu. Tetapi juga oleh lamanya waktu untuk mengobati kanker.
Pengalamanku sendiri, aku terpaksa menjual sepeda motor untuk biaya awal berobat untuk si kecil. Tidak hanya itu aku juga aku harus meminjam ke beberapa kolega atau tempatku bekerja. Namun bagi Zaim, hal yang paling menyedihkan adalah ketika aku harus menjual mobil keluarga mobil yang menjadi benda kesayangannya. Padahal mobil itu mobil tua—Esteem 1993. Namun melalui mobil itulah selama ini Zaim melalui hari-hari yang menyenangkan. Jalan-jalan ke pantai, ke taman kota, pergi melawat saudara, sholat hari raya, juga perjalanan pulang kampung pada hari raya ke Lhokseumawe yang selalu memberikan kesan mendalam. Jadi tatkala tahu mobil kami telah dijual, mata Zaim selalu tampak redup. Hanya setelah mendengar kata-kata dari ummi nya bahwa nanti mobil Zaim akan diganti oleh Allah dengan mobil baru, binar-binar di mata Zaim kembali menyala.
Aku sendiri bersyukur bahwa kami tidak harus menjual rumah. Meskipun simple, rumah memiliki arti penting bagi perjalanan hidup sebuah keluarga. Rumah bukan hanya tempat berlindung dari panas dandingin. Dari rumahlah kami menjalin hubungan sebagai suami istri, melihat anak-anak satu demi satu lahir, melihat anak-anak tumbuh dan berkembang, tertawa-menangis, susah-senang, dan berbagai peristiwa lainnya. Rumah cerminan bagi kehidupan dunia dan akhirat kita. Aku sendiri berdo’a sampai Zaim sembuh nanti, semoga Allah tetap mengamanahkan rumah yang selama ini kami tinggali.
So, kembali pada obrolan berapa biaya pengobatan Kanker. Di HUKM, aku diberikan gambaran oleh seorang dokter besarnya biaya pengobatan. Untuk fase intesnif yang memakan waktu satu tahun, kurang lebih memakan biaya sebesar RM 60.000,00 atau setara dengan Rp. 190 jutaan (disesuaikan dengan kurs). Besaran biaya tersebut sudah twice alias double karena kami bukan warga negara Malaysia. Sedangkan untuk warga mereka Malaysia, mereka membayar separuhnya karena ada subsidi dari pihak pemerintah (kerajaan). Besaran biaya pengobatan leukemia umumnya sama. Hal ini karena di rumah sakit Malaysia tidak ada kelas-kelas seperti rumah sakit pemerintah di Indonesia yang membagi dengan golongan, VVIP, VIP, Kelas I, Kelas II atau Kelas 3. Di rumah sakit milik pemerintah Malaysia, semua warga mendapat perlakuan yang sama atau diruang yang sama, yaitu bangsal. Namun bangsalnya nyaman dan luas. Jadi pasien dan orang tua merasa nyaman. Jadi tidak dibedakan atas golongan. Pengecualian, jika anak penderita Leukemia mengalami demam atau terkena jangkitan kuman, dia harus dimasukkan di ruang isolasi. Hal ini untuk mengidari tertular atau menularkan pada pasien lain. Selebihnya servis atau pelayanannya sama. Pengalamanku di HUKM, rumah sakit tersebut memilki kualitas pelayanan yang bagus. Kekurangan pastilah ada.
Aku pernah mendapatkan informasi dari orang tua yang alhamdulillah anaknya sembuh dari Leukemia, bahwa perawatan hingga tahap maintenance membutuhkan uang antara 800 hingga 1 miliar rupiah. Jumlah itu tentunya sangat ditentukan oleh kasus masing-masing anak (demam, alergi, infeksi, jangkitan kuman dan lain-lain). Pertama kali mendengar besaran uang yang jumlahnya fantsastis tersebut sempat membuat aku dan istriku shock. Bahkan jika semua harta kami dijual, termasuk rumah, tak cukup untuk menalangi biaya tersebut.
Tetapi sejak awal aku dan istri memiliki keyakinan bahwa Allah pasti tidak diam mendengarkan pinta dan do’a dari kedua orang tua Zaim. Allah juga tahu bahwa hamba kecil Nya yang bernama Zaim Abdirahman Nuri tengah menderita Leukemia dan membutuhkan biaya yang besar. Dalam garis bernama takdir juga akhirnya Zaim terkena Leukemia. Allah pasti akan menunjukkan jalan dan menurunkan rezeki untuk mengobati anak kami. Tidak mungkin Allah membiarkan aku dan istri sendiri. Pasti ada jalan. Seperti malam yang gelap, pasti akan ada selalu cahaya bagi mereka yang mencarinya. Seperti petikan syair lagu Maher Zain yang berjudul Insya Allah. Potongan demi potongan syairnya tidak hanya membuatku berkaca-kaca, namun juga menimbulkan rasa optimisme.
Everytime you feel like you cannot go on
You feel so lost
That your so alone
All you is see is night
And darkness all around
You feel so helpless
You can’t see which way to go
Don’t despair and never loose hope
Cause Allah is always by your side
Insha Allah

Source : www.songformyson.blogspot.com

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun