Kordinator Relawan BAJAK (Barisan Anti Jokowi-JK) Deklarasikan Dukung Kepada Prabowo Hatta di Rumah Polonia pada Jumat, 27 Juni 2014. Dari video yang saya dapatkan dari teman yang baru merekamnya (sebut saja namanya Djimmy), ketika Jumat sore hari itu ia mendapatkan undangan untuk menghadiri Deklarasi Dukungan Unsur Solidaritas Pendidik Peduli Indonesia Bermartabat bersama tokoh pendidik Prof. Dr. Arief Rachman. M.Pd.
Karena terhambat macet di jalanan sementara jadwal deklarasi dukungan dari unsur pendidik jam 15.00 maka ketika selesai melaksanakan Shalat Asahr di Masjid sekita Rumah Polonia, Langsung ke arena deklarasi, bukan unsur Solidaritas Pendidik Peduli Indonesia Bermartabat yang ada yang akan dia tuju,yang ada adalah unsur dari sebagian kader, simpatisan dan pendukung PDIP yang balik badan untuk mendukung pasangan Prabowo-Hatta.
[caption id="attachment_345394" align="aligncenter" width="448" caption="Barisan Anti Jokowi-Jk Melakukan Deklarasi Dukungan kepada Pasangan Praboowo-Hatta di Rumah Polonia (Jumat, 27/6) Dok Pribadi"][/caption]
“Siapa Presiden Kita ?” Teriakan dari tokoh relawan BAJAK (Barisan Anti Jokowi-Jk) yang disambut dengan jawaban yang sama dan kompak dari hadirin yaitu “Prabowo”. Selanjutnya dia berorasi dengan semangat yang berapi-api :
“Saudara-saudara, saya kader inti PDI Perjuangan, Saya wakil ketua DPD PDI Perjuangan Propinsi Bengkulu sejak lima tahun lalu, ini ada tanda tangan bu Mega beberpa kali, Saya sampai saat ini ketua umum saya Partai PDIP, Pemimpin Pusat Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Mega,pada sore ini saya bersama rekan-rekan yang terdiri dari pengurus partai, PDI Perjuangan, simpatisan dan seluruh pendukung PDI Perjuangan pada pemilu legislatif (2014) lalu menyatakan bahwa dukungan pada pemilu presiden (2014) akan diberikan kepada pasangan Prabowo-Hatta saudara-saudara.”
Pidatonya berapi-api seperti gaya pidato para founding father negeri ini kita perhatikan saja petikan pidatonya :
“Hadirin sekalian ayah kita adalah Teuku Umar, Ayah Kita adalah Sisinga Mangaraja, Ayah kita adalah Sultan Mahmud Badaruddin, Ayah kita adalah Diponegoro, Ayah kita adalah Pattimura, Ayah kita adalah Theis Elewey.”
“Saudara-saudara, Ibu kita adalah Cut Nyak Dien, Ibu kita adalah Fatmawati, Ibu kita adalah Krise, Ibu kita adalah Kartini, Ibu kita adalah Kristina Marta Tilaar, Saudara-saudara kita memiliki ayah-ayah dan ibu-ibu pejuang, oleh karena itu kita bela negeri kita saudara-saudara.”
“Saudara sekalian, kalau mereka naik bajaj hanya saat kampanye, sementara kita naik bajaj setiap hari berarti mereka bukan kita saudara-saudara, kalau mereka punya harta dan uang puluhan milyar, sementara kita mencicil di warung tegal, berarti mereka bukan kita saudara-saudara, kalau mereka korupsi puluhan milyar secara diam-diam, dan mereka membuat kita menjadi pengemis, berarti mereka bukan kita saudara-saudara.”
“Saudara-saudara sekalian, kalau mereka tinggal di rumah mewah, gedung, sementara kita berdesak-desakan di gang sempit, beratri mereka bukan kita saudara-saudara. Kalau mereka bertekuk lutut kepada asing sebelum masuk ke presiden, sementara kita tegak berdiri, berarti mereka bukan kita saudara-saudara.”
“Saudara-saudara sekalian yang saya hormati, berarti, Jikowi dan JK bukan kita saudara-saudara”. Yang langsung disambut dengan riuh-rampak teriakan dan tepuk tangan hadirin yang hadir di gedung Polonia Jakarta Timur saat itu yang merupakan Markas Pemenangan Pasanga No.1 Prabowo-Hatta . Karena tertarik dengan pidatonya tetapi sarana terbatas maka teman saya tadi baru akan menguploadnya melalui youtube.[KB]
Foto lainnya :
[caption id="attachment_345395" align="aligncenter" width="300" caption="Dok Pribadi 1"]
[caption id="attachment_345396" align="aligncenter" width="300" caption="Dok Pribadi 2"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H