Mohon tunggu...
Anak Cucu Cicit PKS 2014
Anak Cucu Cicit PKS 2014 Mohon Tunggu... -

Mulai dari Qiyadah-Kader-Simpatisa-Anak-Cucu-Cicit PKS, Semoga Cinta Ikhlasmu 100 % Kerja Baktimu 100 % Menuju Indonesia Harmoni 2014 dan Gelombang Ke-3 Kebangkitan Nusantara 2014 - Akhirat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

PKS Membumi...? Bisa Jadi Pilgub Jabar dan Sumut itu Dalilnya

7 Maret 2013   18:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:09 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_247515" align="aligncenter" width="300" caption="5 pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatra Utara 2013-2018 (Sosial Media)"][/caption]

Dugaan suap kasus daging impor yang menimpa LHI dari PKS dan naiknya Anis Matta (AM) sebagai presiden PKS kelima setelah LHI mengundurkan diri ternyata telah membuat PKS yang dari dulu telah menjadi fenomena tersendiri dalam tradisi perpolitikan di negeri ini semakin menjadi-jadi dan Publikpun semakin penasaran dengan terkait fenomena apa sebenarnya yang sedang terjadi di tubuh PKS, dan mengapa para pengamat selalu salah tebak dengan kiprah, sikap dan fenomena yang terjadi dengan PKS.

Pendapat pun bermunculan termasuk di jejaring media sosial seperti Kompasiana ini, dari mulai yang “membabi” buta (maaf menyebutkan nama binatang ini) membenci PKS serta Pembela PKS yang ada di jejaring media sosial seperti di kompasiana ini, walaupun belum tentu yang membela itu kader dari PKS itu sendiri sampai kepada yang membela dengan “taklid buta” (maaf menyinggung padahal belum tentu tau si taklid itu buta beneran) membela PKS walaupun bisa jadi yang membela ini datang dari orang PKS atau luar PKS.

Singkat cerita perasaan publik diobok-obok dengan satu partai fenomenal ini, disebut fenomenal karena itu tadi partai ini terkadang sikap, pandangan dan cakrawala berfikirnya luas dan sering keluar (out of the box) dari platform atau fatsun politik pada umunya. Sampai-sampai jejaring media sosial menjadi saluran ekspresi mereka secara bebas dan leluasa untuk mengekspresikan ide, gagasan dan kreatifitasnya di hadapan publik.

Sekian banyak dari fenomena PKS yang terkadang beda dengan partai politik lainnya baik sesama partai politik Islam maupun sesama partai politik nasionalis yang ada di negeri ini adalah cara dan sikap dalam menghadapi serta mengemas sebuah isu baik yang menyangkut dirinya maupun sesama partai politik yang lain atau kasus dan masalah yang menimpa masyarakat dan bangsa kita sekallipun.

Publik yang cerdas pasti masih ingat dan media pasti mencatat bagaimana sikap dan kiprah PKS menghadapi isu internasional tentang Terorisme, masalah nasional tentang Musibah Banjir dan bencana alam lainya, belum lagi isu-isu strategis lainnya sampai kepada isu yang terakhir masalah suap daging impor, PKS pun seolah-olah semakin tersadarkan bahwa perjuangannya pasti akan diuji, dan ujian itu  akan membuat ia lulus apabila dia konsisten atas perjuangannya dan akan gagal manakala perjuangannya itu hanya dilakukan setengah-setengah atau hanya semata-mata pencitraan saja.

Ajakan taubat nasional dan munajat atau doa yang digagas oleh presiden partai yang baru oleh sebagian kalangan di luar PKS dianggap tidak tepat (kenapa kader yang diajak munajat dan taubat) bahkan dijadikan sarana untuk membenturkan para pimpinan PKS dengan para kadernya, rupanya kader PKS juga cerdas dan tidak taklid buta mereka pun menyambut seruan presidennya untuk memanjatkan doa atau kerja “kerja mihrob” istilah Anis Matta-nya.

Jadilah “PKS MELANGIT” istilah yang ditulis dalam artikel berjudul “PKS Melangit, Doa Istighotsah Ala PKS” oleh salah seorang kompasianer pada tanggal  2 Februari 2013.

http://birokrasi.kompasiana.com/2013/02/02/pks-melangit-doa-istighotsah-ala-pks-525038.html

Pertanyaannya kita sekarang apakah setelah “PKS Melangit” lalu selanjutnya mampukah “PKS Membumi”? tentu jawabanya ada di hati masyarakat Indonesia dimana saja mereka berada, indikatornya adalah jika ada diantara kita yang tadinya membenci PKS menjadi pembela yang setia PKS, yang tadinya ragu dengan perjuangan PKS menjadi pendukung setia PKS, yang tadinya membela PKS hanya sekedarnya kemudian menjadi sungguh-sungguh dan sepenuh hati seolah-olah seperti membangunkan “macan tidur” kira-kira seperti itu maka disitulah PKS mulai membumi.

[caption id="attachment_247516" align="aligncenter" width="300" caption="Anis Matta efek dan Aher efek dalam Pilkada Sumut (Twitter PKS Sumut)"][/caption]

Apa yang terjadi di Jabar dan Sumut yaitu dengan kemenangan  dalam pilgub bagi pasangan yang diusung PKS yakni Aher-Deddy (ADEM) Mizwar dan Gatot Tengku Erry (GANTENG) bisa jadi alamat bahwa PKS saat ini mulai membumi. Seperti terungkap dalam warta salah satu situs media sosial dan online di bawah ini :

Dukungan terhadap pasangan calon gubernur-wakil gubernur Sumatera Utara Gatot-Tengku Erry mengalir deras dari dunia maya.

Di situs micro bloging twitter mulai Rabu malam (6/3) tagar#GantengSatuPutaranberhasil menembus daftar trending topic Indonesia, bertahan berjam-jam dan pagi ini habis shubuh sekitar pukul 5 pagi (Kamis, 7/3) bertepatan dengan hari H pemilihan gubernur (pilgub) tagar#GantengSatuPutaranberhasil kokoh di puncak teratas trending topic Indonesia.

Fenomena ini mirip dengan saat pilgub Jawa Barat, dimana dukungan dari social media begitu deras untuk pasangan yang diusung PKS Aher-Demiz dan ternyata menjadi nyata kemenangan itu bukan saja di dunia maya tapi juga di dunia nyata.

Apakah kesuksesan PKS di Jabar akan terulang di Sumatera Utara?

Ikhtiar sudah luar biasa, doa-doa munajat bukan saja dari kader Sumut tapi dari seluruh kader simpatisan PKS dimana saja. Ini hakikatnya adalah sebuah kemenangan hakiki, berjuang dan berkorban hanya mengharap ridho Allah SWT.

Persoalan Kemenangan Pilgub? itu sudah final di sisiNYA, sudah tercatat dalam taqdirNYA siapa yang akan menjadi gubernur wakil gubernur Sumatera Utara 2013-2018. Itu wilayah prerogatif Tuhan. Tugas kita yang diperintahNYA adalah beramal dengan maksimal. Hasil? yakinlah APAPUN hasilnya, itu yang terbaik buat kita.Faidza 'azamta fatawakkal alallah... (by admin @pkspiyungan)

Setelah kedua kemenangan diatas kembali tokoh PKS mengembalikan politik membuminya agar “melangit” kembali melalui ketua bidang kebijakan publiknya yaitu DR. Hidayat Nur Wahid yang memberika isyarat agar kader jangan “takabbur” dengan kemenangan pilgub di atas. Wallahu a’lam.

Penulis adalah anggota :

-Relawan Kancing Beureum (RKB) dan Ketua

-Jaringan Masyarakat Pemilih (JAMPE) Shaleh & Cerdas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun