Seperti tulisan sebelumnya yang ditulis oleh Dimyat Aa Dym yang mengatakan bahwa PKS Piyungan, PKS TV dan Kompasiana bisa kita jadikan sebagai sarana pendidikan politik masyarakat,
maka kelihatannya tujuan tersebut sudah mulai terlihat tanda-tandanya yaitu dengan munculnya istilah di bawah ini yaitu :
“ PKS Lover’s VS PKS Heater’s “ seperti ditulis oleh salah seorang kompasianer berikut ini :
“ ..... Seperti yang Anda lihat, artikel tentang PKS saling bersahutan antara yang pro dan kontra atau antara PKS Lover’s dan PKS Heater’s. Belum lagi kalau kita melihat di kolom komentar, yang pro dan yang kontra tidak kalah sengitnya beradu argumen. Benar-benar seru menyimaknya. Untungnya ditengah kecamuk antara pro dan kontra, yang netral ikut menengahi sehingga suasana jadi tenang kembali. .....”
Kutipan Artikel Emha Ibnu Masil di Kompasiana, selengkapnya bisa lihat disini :
http://politik.kompasiana.com/2013/03/30/ketika-kompasiana-berubah-jadi-pksiana-541606.html
Antara keduanya saling serang dan saling adu kekuatan ...
Adu kuat ...
Adu Otak ...
Adu Argumen ...
Adu Kecerdasan ...
Jangan Sampai ...
Adu Otot dan ....
Adu Domba ...
Karena kita adalah satu diantara tiga kalimat berikut ini, satu nusa satu bangsa dan satu bahasa yaitu INDONESIA.
Yang penting Kerja, Kerja dan Kerja ingat 3 x tuh yah .....
Kecuali kalau ente kerjanya hanya menulis
Tapi apakah adil kalau kerjanya hanya menulis
Apakah tidak digunakan potensi yang dimiliki lainnya untuk bekerja yang lain?
Kerja, Kerja dan Kerja seperti kata sahabat kita di kompasiana ini :
http://politik.kompasiana.com/2013/04/03/bekerjalah-dan-biarkan-allah-menilai-547979.html
Jadi siapa kira-kira diantara keduanya yang akan jadi pemenangnya?
Jawabannya tergantung kepada wasit yaitu admin kompasiana dan pihak ketiga yaitu pihak yang netral di kompasiana ini.
Menarik apa yang menjadi analisa penulis di atas bahwa diantara PKS Lover’s dan PKS Heater’s ada kelompok tengah yang netral dia berfungsi sebagai penyeimbang.
Begitulah kehidupan kita memeang harus ada kelompok tengah jadilah kita ini sebagai “UMMATAN WASATHO” yaitu sebagai ummat pertengahan, kehadiran PKS seperti yang kita ketahui arah dan kiprahnya kelihatannya ingin menjadi kelompok penyeimbang atau “UMMATAN WASATHO” tadi antar kekuatan politik di negeri ini yang berfungsi sebagai penyeimbang, sebagai dalil bisa kita hadirkan ayat suci Al-Quran Surat Al-hujurot dalam tulisan ini :
9. Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. kalau dia Telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
10. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri[1409] dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman[1410] dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.
[1409] Jangan mencela dirimu sendiri maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
[1410] panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan sebagainya.
Jadi biarkanlah PKS Lover's dan PKS Heater's bekerja sesuai dengan niatnya masing-masing nanti Pasti Allah lah Tuhan Kita yang akan menilai kerja-kerja mereka. masalah pemenangnya nanti kita lihat di tahun 2014 yang diawali dengan tangga-tangga (Pilgub, Pilkada) menuju kearah sananya.
Salam Kompasiana.....
Was Wr Wb.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H