Radiografer adalah tenaga kesehatan yang bertugas untuk mengoperasikan alat-alat pencitraan medis untuk mendeteksi sebuah penyakit. Alat-alat pencitraan medis ini biasa disebut dengan modalitas radiologi, modalitas ini terdiri dari proyeksi radiografi, CT-Scan, USG dan masih banyak lagi. Peran dari seorang radiografer ini sering kali tidak terlihat, namun sebenarnya sangat penting. Pekerjaan dari seorang radiografer bukan hanya mengoperasikan alat-alat medis yang kompleks, tetapi juga harus menguasai cara berkomunikasi yang dan memberikan rasa nyaman kepada pasien.
Tugas radiografer salah satunya dimulai dengan seorang pasien yang datang menjalani pemeriksaan rontgen untuk mengetahui kondisi kesehatannya lebih lanjut. Biasanya pasien akan merasa gugup terutama pasien yang baru pertama kali melakukan pemeriksaan rontgen ini. Sebelum memulai pemeriksaan, seorang radiografer akan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dengan sabar dan telaten. Radiografer memastikan bahwa pasien memahami langkah-langkah pemeriksaan terlebih dahulu kemudian memberikan kesempatan kepada pasien untuk menanyakan bagian yang belum dimengerti. Seorang radiografer harus menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pemeriksaan dengan bahasa yang sederhana agar mudah dimengerti oleh pasien.
Pasien umumnya mengungkapkan kekhawatirannya tentang paparan radiasi. Seorang radiografer harus memiliki sikap empati dan mau mendengarkan keluh kesah atau kekhawatiran dari pasien, sehingga pasien nantinya akan merasa lebih dihargai dan didengar. Sikap profesional dari radiografer ini nantinya akan mampu membangun kepercayaan antara pasien dan tenaga medis. Pasien akan merasa lebih nyaman dan percaya pada proses pemeriksaan. Radiografer dengan lembut akan menjelaskan bahwa alat yang digunakan sudah dirancang untuk menjaga keselamatan pasien, serta menunjukkan apron pelindung yang akan digunakan untuk melindungi area tubuh lainnya agar tidak ikut terkena paparan radiasi. Saat pemeriksaan berlangsung, radiografer akan terus menjaga komunikasinya dengan pasien, ia akan memberi tahu kapan pasien perlu menahan napasnya dan kapan boleh bernapas kembali. Radiografer harus selalu memberikan instruksi dengan tenang agar pasien tidak panik dan merasa semuanya terkendali dengan baik.
Radiografer selalu bertemu dengan pasien yang memiliki latar belakang berbeda dan beragam. Oleh karena itu, radiografer harus menghormati latar belakang dari pasien tersebut, terutama pada situasi di mana sensitivitas budaya atau agama mungkin memengaruhi pelayanan. Namun, radiografer harus mengusahakan memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada pasien. Radiografer juga harus memiliki keterampilan untuk berkomunikasi dengan pasien anak-anak, contohnya menggunakan nada suara yang lebih ceria atau mungkin membawa mainan kecil untuk mengalihkan perhatian. Pasien disabilitas juga harus diberikan penanganan khusus agar merasa lebih nyaman dan mampu memberikan pelayanan yang maksimal.
Radiografer tidak hanya bekerja sendiri. Mereka juga merupakan bagian dari tim medis yang lebih besar. Radiografer nantinya juga akan berkolaborasi dengan dokter dan juga perawat untuk memberikan pelayanan yang maksimal. Komunikasi yang efektif serta kerja tim yang baik menjadi kunci agar setiap pasien mendapatkan pelayanan yang optimal dan terbaik.
Dengan sikap profesional dan empati, radiografer yang baik berhasil memerankan peranan penting dalam perjalanan medis pasien. Seorang radiografer tidak hanya membantu menghasilkan gambar diagnostik berkualitas tinggi, tetapi juga menciptakan suasana yang nyaman dan mendukung kesembuhan dari seorang pasien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H