Berdiri dua bintang ternama tahun ini ditengah hiruk pikuk perkumpulan para pekerja seni perfilman. Film yang baru saja selesai mereka perankan jelas melejit membuat keduanya diharap harap menjadi pasangan favorit tahun ini. "Oh." Sambil menggeleng aku tanggapi acuh bisik bisik seorang sutradara yang duduk di sampingku. Ya. perempuan itu aku, yang namanya terdengar, terpuji puji sampai ke seluruh negeri, itu aku. Aktris kenamaan yang membuat siapapun yang melihatku rasanya bisa langsung jatuh hati, sayangnya tidak dengan laki laki itu.
Mataku melirik sepersekian detik ke arah laki laki yang tengah berada dalam perbincangan dengan beberapa tamu lain yang entah aku tak tahu siapa. Satu, dua, tiga kali kucuri pandang ke arahnya, barulah kusadari tatapan matanya juga mengarah lurus tepat kepadaku. Senyum mengejek di bibirnya benar benar aku benci sebagaimana aku benci akhir skenario ciptaan  yang dibuat untuk aku dan dia. Ya, dia lawan mainku di film kemarin, cintaku yang mungkin tak pernah berbalas.
Kuteguk segelas cairan berwarna bening yang disajikan sambil menutup mata sesaat sampai sebuah usapan kurasa di pucuk kepalaku. "Cerita kita sudah rampung, sayang. Bersama dengan rentetan dialog serta skenario yang aku dan kamu tahu bahwa akhirnya tidak akan pernah baik baik saja." Kalimat yang keluar dari mulutnya mengedapkan suara yang ada di sekitarku, berhasil membuatku membeku ketika ia tetap berjalan tenang dan dingin meninggalkanku sendiri di keramaian itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI