Mohon tunggu...
Nasution
Nasution Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Seorang wartawan adalah seseorang yang bertugas untuk mengumpulkan, menyunting, dan menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui berbagai media seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan platform online. Mereka berperan penting dalam memastikan masyarakat memiliki akses terhadap informasi yang akurat, berimbang, dan relevan tentang berbagai peristiwa, isu, dan kejadian yang terjadi di dunia. Para wartawan sering kali melakukan investigasi, wawancara, dan riset untuk mendapatkan fakta-fakta yang dibutuhkan dalam menyusun berita. Mereka juga harus memiliki kemampuan analisis yang baik untuk menafsirkan dan mengurai kompleksitas informasi serta menyajikannya dengan cara yang mudah dimengerti oleh pembaca atau penonton. Selain itu, wartawan juga perlu memiliki etika profesional yang kuat, seperti kejujuran, integritas, dan objektivitas, untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan tidak dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau pihak lain. Mereka seringkali beroperasi di bawah tekanan waktu dan dalam situasi yang tidak terduga, sehingga mereka harus memiliki keterampilan manajemen stres dan ketahanan yang tinggi. Secara keseluruhan, wartawan memainkan peran penting dalam memelihara demokrasi dengan memberikan akses informasi yang adil dan akurat kepada masyarakat serta memegang pihak-pihak berwenang bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Kasus Kekerasan di Sekolah Elit: Psikiater Mintarsih Menyuarakan Kepedulian terhadap Korban

30 Juni 2024   19:39 Diperbarui: 30 Juni 2024   19:47 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mintarsih don't kediaman nya Jakarta, dokumen pribadi.

Jakarta, - Baru-baru ini, sebuah insiden kekerasan di sebuah sekolah elit di Indonesia telah terungkap setelah korban menunjukkan perubahan sikap signifikan dan dibawa ke psikiater. Mintarsih, seorang psikiater yang tidak menangani langsung kasus ini, memberikan pandangannya mengenai dampak psikologis dari kejadian ini dan pentingnya peran orang tua serta sekolah dalam pembinaan anak.

Kronologi Kejadian

Kejadian tersebut diduga terjadi sudah cukup lama sebelum terungkap. Korban mengalami perubahan sikap drastis setelah mengalami kekerasan yang diduga dilakukan oleh rekan sekolahnya. Setelah dibawa ke psikiater, ditemukan luka dalam pada tubuh korban yang mengindikasikan pemukulan. Saat ini, korban masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Dalam wawancara eksklusif, Psikiater Mintarsih menjelaskan bahwa perubahan sikap korban merupakan respons umum terhadap trauma yang mendalam. Ia menekankan pentingnya peran orang tua dan sekolah dalam mendukung pemulihan mental anak.

"Setiap orang tua pasti mengharapkan keadilan bagi anaknya. Jika kejadian kekerasan seperti ini diabaikan, jelas anak akan merasa sangat terganggu, mengalami ketidakadilan besar, dan rasa ketakutan yang luar biasa," kata Mintarsih. "Perubahan sikap pada anak adalah reaksi alami terhadap ketidakadilan dan rasa sakit yang mereka alami."

Mintarsih juga menyoroti pentingnya perhatian orang tua dan keterlibatan sekolah dalam menjaga kesejahteraan mental anak.

"Anak-anak sering kali tidak bercerita kepada orang tua jika tidak merasa cukup dekat atau takut akan reaksi negatif. Orang tua perlu membangun komunikasi yang baik sejak dini, sehingga anak merasa nyaman untuk berbicara," ujarnya. "Selain itu, sekolah juga harus berperan aktif. Guru-guru seharusnya tidak hanya fokus pada pelajaran tetapi juga memperhatikan segi moral dan kesejahteraan siswa."

Mintarsih menegaskan bahwa sekolah harus turut bertanggung jawab atas kejadian ini, karena sekolah merupakan tempat anak-anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka selain di rumah.

"Sekolah memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak. Jika sekolah lepas tanggung jawab, mental anak bisa terganggu dan ini dapat berdampak pada peningkatan kriminalitas di masa depan," jelasnya. "Pembinaan mental dari orang tua harus dilanjutkan oleh sekolah. Guru harus terlibat dalam membina mental anak-anak, bukan hanya mengajar."

Terkait proses pemulihan, Mintarsih menjelaskan bahwa durasinya sangat bergantung pada tingkat trauma yang dialami dan dukungan yang diterima korban.

"Proses pemulihan trauma pada anak sangat bervariasi, tergantung seberapa dalam trauma yang dirasakan dan seberapa besar dukungan yang diberikan oleh lingkungan sekitar," kata Mintarsih. "Jika anak merasakan keadilan dan dukungan, proses pemulihan bisa lebih cepat. Namun, jika trauma terus berlanjut tanpa penanganan yang tepat, maka prosesnya bisa memakan waktu lebih lama."

Kejadian kekerasan ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara orang tua dan sekolah dalam menjaga kesehatan mental anak-anak. Mintarsih berharap bahwa kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan kesejahteraan mental anak dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun