-- Dalam sebuah episode podcast bersama Deddy Corbuzier, mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, membuat pernyataan mengejutkan dengan menyebut Ketua KPK, Firli Bahuri, sebagai seorang koruptor. Novel mengklaim bahwa ia memiliki bukti untuk mendukung tuduhannya, menambah babak baru dalam kontroversi kepemimpinan Firli di lembaga antirasuah tersebut.
JakartaDukungan terhadap Novel datang dari Dr. Djonggi M. Simorangkir SH MH, seorang advokat senior yang mengaku dekat dengan Novel sejak masa kuliah. Dalam wawancaranya, Djonggi menjelaskan bahwa ia dan Novel pernah bersama-sama duduk di meja paling depan saat mengambil program S-2 di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (UNPAD) di Jakarta.
"Kami berdua memang selalu duduk di meja paling depan. Novel adalah sosok yang berdedikasi tinggi dan memiliki integritas yang kuat," ujar Djonggi. Ia menambahkan bahwa selama masa kuliah, ia juga mengenal dua rekan lainnya yang kini memiliki jabatan penting, yakni Irhami, yang dahulu di KPK bersama Novel Baswedan, kini bertugas di Mabes Polri dengan pangkat Kombes Pol. Sedangkan Mathius Hukom, yang dahulu di Densus Anti Teror, kini menjabat sebagai Kepala BNN Pusat dengan pangkat Komisaris Jenderal Pol.
Dr. Djonggi M Simorangkir SH MH juga menyoroti pentingnya integritas dan transparansi dalam kepemimpinan di KPK. "Isu integritas adalah hal yang krusial bagi KPK. Dukungan saya kepada Novel bukan tanpa alasan. Saya percaya pada kredibilitasnya dan yakin bahwa apa yang disampaikannya memiliki dasar yang kuat," tegas Djonggi.
Pernyataan tegas dari Novel dan dukungan yang diterimanya menambah panas isu di seputar KPK. Kepemimpinan Firli Bahuri telah menjadi sorotan sejak awal, dengan berbagai kontroversi dan dugaan pelanggaran yang kerap mencuat ke publik.
Isu ini menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat dan pengamat. Banyak yang mendesak agar tuduhan ini segera diselidiki secara transparan untuk menjaga integritas lembaga antirasuah tersebut. Beberapa pihak menyatakan bahwa langkah-langkah hukum harus diambil jika memang terdapat bukti kuat untuk mendukung tuduhan Novel.
Munculnya pernyataan ini juga memicu berbagai spekulasi tentang kondisi internal di KPK dan bagaimana lembaga tersebut menangani isu-isu korupsi di kalangan pejabatnya sendiri. Di tengah sorotan ini, banyak pihak yang berharap KPK dapat menunjukkan komitmen nyata dalam memberantas korupsi tanpa pandang bulu.
Seiring dengan meningkatnya tekanan publik, banyak yang menantikan langkah berikutnya dari pihak berwenang untuk menindaklanjuti tuduhan serius ini. Integritas dan kepercayaan publik terhadap KPK menjadi taruhan besar dalam kontroversi ini.
Artikel ini menyoroti isu-isu mendalam tentang integritas dan transparansi dalam kepemimpinan KPK, dengan harapan bahwa kebenaran akan terungkap demi kemajuan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H