Mohon tunggu...
Ungky
Ungky Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Seorang wartawan adalah seseorang yang bertugas untuk mengumpulkan, menyunting, dan menyampaikan informasi kepada masyarakat melalui berbagai media seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan platform online.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilgub Jakarta: antara Ambisi dan Tantangan Nyata

18 Juni 2024   19:02 Diperbarui: 18 Juni 2024   19:06 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta terus memancarkan daya tarik luar biasa, meskipun DKI Jakarta tidak lagi menjadi Ibu Kota Negara. Sosok-sosok lama, seperti mantan Gubernur, Wakil Gubernur, serta mantan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur, masih menunjukkan ambisi kuat untuk kembali bertarung di gelanggang politik ini. Mereka siap bersaing dengan pendatang baru dalam perebutan kursi Gubernur DKI Jakarta.

Beberapa nama yang telah mencuat di publik antara lain Kaesang Pangarep, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil. Kaesang, yang dikenal sebagai putra Presiden Joko Widodo dan pengusaha muda, telah menarik perhatian sebagai calon potensial. Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta, dan Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, juga disebut-sebut siap maju kembali dalam kontestasi ini.

Namun, di tengah hiruk-pikuk persiapan para calon ini, ada kekhawatiran mendalam tentang masa depan Jakarta. Para kandidat tampaknya lebih menonjolkan ambisi pribadi dan mengulang tema-tema lama, tanpa mempertimbangkan tantangan berat yang akan mereka hadapi jika terpilih. Menjaga marwah DKI sebagai pusat pemerintahan dan pusat bisnis adalah tugas berat yang menanti.

Menurut pengamat politik Sukmo Harsono, penting bagi masyarakat untuk tidak terjebak dalam pesona yang hanya bersifat permukaan. "Kita harus melihat dengan jeli kemampuan manajerial para calon. Pilihan yang hanya didasarkan pada popularitas tanpa mempertimbangkan kemampuan nyata bisa mengakibatkan penurunan kualitas kepemimpinan di DKI Jakarta," ujarnya.

Sukmo juga menekankan perlunya pihak pemerhati untuk segera menggali dan memaparkan misi para calon atau bakal calon secara jelas. "Jika misi mereka tidak jelas dan hanya berorientasi pada ambisi pribadi, maka kita harus mencegah mereka lolos menjadi calon melalui masukan yang konstruktif kepada partai politik," tambahnya.

Dengan demikian, peran serta masyarakat dan pemerhati politik menjadi sangat vital dalam memastikan bahwa yang terpilih nanti adalah sosok yang benar-benar mampu membawa Jakarta menuju masa depan yang lebih baik. Keterlibatan aktif dalam proses pemilihan ini bukan hanya sekadar hak, tetapi juga tanggung jawab bersama untuk menjaga kualitas kepemimpinan di ibu kota.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun