Semarang, 14 Juli 2024 -- Dalam upaya mengembangkan penggunaan energi terbarukan, kegiatan sosialisasi dan demonstrasi pembuatan BioBriket berhasil menarik perhatian ibu-ibu PKK di Kelurahan Bergas Lor. Acara ini diadakan oleh salah satu anggota Tim KKN UNNES GIAT 9 Kelurahan Bergas Lor yaitu Zahwa Aprilia, dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman baru dalam mengolah sampah organik menjadi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Kegiatan yang berlangsung di Balai Kelurahan Bergas Lor ini dihadiri oleh ibu-ibu PKK Kelurahan Bergas Lor sebanyak 46 orang. Mereka datang dengan antusias untuk mempelajari cara pembuatan Biobriket, sebagai sebuah inovasi energi terbarukan yang diharapkan dapat menggantikan bahan bakar fosil.
Sosialisasi dan demonstrasi dimulai pukul 9.30 WIB. Pada sesi pembukaan, Tim Unnes Giat 9, Zahwa Aprilia, menjelaskan bahwa, "Biobriket merupakan solusi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin langka dan mahal. Penggunaan Biobriket memiliki beberapa manfaat yaitu ramah lingkungan, efisiensi energi, biaya terjangkau, mudah disimpan dan digunakan. Selain bermanfaat, Biobriket juga memiliki beberapa kegunaan yaitu sebagai bahan bakar alternatif, bahan bakar untuk memasak, dan juga ramah lingkungan" ujar Zahwa Aprilia.
Selanjutnya, demonstrasi pembuatan Biobriket menjadi momen yang paling ditunggu oleh ibu-ibu PKK Kelurahan Bergas Lor. Dalam sesi ini, pembicara yaitu Zahwa Aprilia menunjukkan langkah-langkah pembuatan Biobriket mulai dari pengumpulan bahan baku, pencampuran, pencetakan, hingga pengeringan.
Berikut adalah proses pembuatan Biobriket tempurung:
- Persiapan alat dan bahan yang digunakan
- Bahan yang digunakan dalam pembuatan briket yaitu tempurung kelapa yang sudah tua, tepung tapioka dan air. Sedangkan alat yang digunakan adalah kaleng bekas, panci, sendok, cetakan.
- PengaranganÂ
- Langkah pertama pembuatan briket arang kelapa adalah pengarangan, dapat menggunakan salah satu metode pembakaran.
- Penghalusan
- Proses penghalusan perlu dilakukan untuk menghasilkan arang yang lembut dan halus. Proses penghalusan dilakukan dengan menumbuk tempurung kelapa yang sudah menjadi arang. Proses ini juga memudahkan dalam pencetakan.
- Pencampuran media
- Arang yang telah halus kemudian dicampurkan dengan tepung tapioka yang telah dimasak hingga memiliki tekstur seperti lem. Kemudian diaduk hingga menyatu. Setelah menyatu proses selanjutnya adalah memasukan campuran media ke dalam cetakan.
- Pengeringan
- Campuran media yang telah dimasukkan ke dalam cetakan selanjutnya dilakukan pengeringan dengan menggunakan matahari secara langsung.
Dengan adanya kegiatan sosialisasi dan demonstrasi ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya penggunaan energi terbarukan. Biobriket sebagai inovasi energi terbarukan diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam menghadapi krisis energi dan masalah lingkungan yang dihadapi saat ini. Kegiatan ini berakhir pada pukul 12.30 WIB dan mendapat feedback yang positif dari kalangan ibu-ibu PKK.
"Baru pertama kali ini dalam sejarah KKN Bergas Lor mendapatkan suvenir berupa Biobriket tempurung kelapa. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan agar semakin banyak masyarakat yang mengetahui dan menggunakan biobriket sebagai sumber energi alternatif," tutup salah satu perwakilan ibu-ibu PKK Kelurahan Bergas Lor.
Biobriket adalah bahan bakar padat yang terbuat dari limbah organik. Biobriket diharapkan dapat menjadi solusi energi terbarukan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, membantu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan mengurangi limbah organik.
