Â
Kedua, derajat semua manusia adalah sama. Antara hak maupun kewajibanya juga sama. Demikiannya juga membela golongan masyarakat lemah (miskin). Ketiga, akhirat adalah kehidupan pembalasan. Semua perbuatan semasa di dunia akan diminta tanggungjawabnya di sana dengan hukuman yang seadil-adilnya. Ketika di dunia hukum tidak adil, di akhiratlah hukum adil akan ditegakkan seadil-adilnya.
Â
Persamaan semua manusia dimaksudkan Caknur adalah teladan Nabi Muhammad SAW sebagai seorang Rasul, pemimpin yang selalu dengan orang miskin dan anak yatim piatu. Zaid bin Haritsah adalah contoh budak yang dimerdekakan beliau. Keluhuran akhlak Rasulullah SAW juga ditunjukkan saat menjadi pemimpin selepan hijrah ke Madinah. Pemimpin bijak bestari, egaliter, aspiratif dan terbuka. Karakteristik yang sangat dibutuhkan dalam kepemimpinan demokratis.
Kerakyatan
Â
Pada konteks negara Indonesia, visi kerakyatan dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945: mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pesan konstitusi ini adalah perintah tertinggi menciptakan masyarakat yang berkeadilan sosial sesuai dengan keindonesiaan maupun kenegaraan. Dikatakan Caknur, para pengabai tidak pantas disebut nasionalis dan tidak juga sebagai patriotik. "Mengingkari hal itu sama dengan mengingkari cita-cita republik, sehingga dipandang sebagai sikap tidak patriotik dan nasionalis."
Â
Islam adalah agama yang mengajarkan prinsip keadilan. Penegakkan keadilan bagian dari cerminan orang-orang bertaqwa. Taqwa merupakan derajat tinggi dan paling mulia. Hanya orang-orang yang bersih dan berjiwa besarlah yang mampu menegakkan keadilan. Dalam pengadilan misalnya, seorang hakim harus memutus hukum secara adil walaupun kepada keluarga ataupun karib kerabat. Begitupun pemimpin yang adil. Hatinya lurus, tidak berat sebelah berbuat adil.
Â
Sebagaimana Allah SWT dalam QS. Al-Maidah ayat 8 memberikan rambu-rambu menegakkan kebenaran dan prinsip keadilan: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan" (Al-Maidah: 8).