Mohon tunggu...
Wikan Abiyasa
Wikan Abiyasa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bermain game dan memiliki topik favorite yang berbau dengan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Teori Behaviorisme dalam Pendidikan yang Berbasis pada Nilai-Nilai Pancasila

6 Januari 2025   14:30 Diperbarui: 6 Januari 2025   14:07 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada masa modern ini teknologi semakin maju dan banyak penurunan moral yang terjadi, baik dalam lingkungan Masyarakat maupun lingkungan Pendidikan. Karena itu Pendidikan Moral harus Kembali diperkuat lagi untuk mengembalikan nilai-nilai moral yang sudah mulai lupt dari budaya Indonesia. Teori yang sangat mendukung Pendidikan Moral ini ialah Teori Behaviorisme.

            Teori Behaviorisme adalah teori yang menekankan pada perubahan perilaku sebagai hasil dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Teori ini berfokus pada perilaku yang dapat diamati secara langsung dan bagaimana perilaku tersebut dipengaruhi oleh stimulus (rangsangan) dan respon yang muncul. Aliran Behaviorisme pertama kali dikemukakan oleh John Broadus Watson pada dasawarsa 1910-an, Watson mendasari pemikirannya tentang Behaviorisme dari pemikiran John Locke. Ia mengemukakan bahwa proses introspeksi merupakan satu-satunya cara dalam mempelajari kesadaran. Ia berpendapat bahwa introspeksi merupakan alat riset yang handal. Watson menyatakan bahwa perilaku merupakan perhatian utama dalam psikologi. Watson juga menyatakan bahwa studi mengenai kesadaran hanya menjadi bagian dari filsafat dan bukan psikologi. Studi mengenai kesadaran menurutnya hanya mempersulit penelitian epistemologi untuk mempelajari perilaku manusia.

            Teori Behaviorisme yang menekankan pada pembentukan perilaku melalui Penguatan (Reinforcement) dan Hukuman (Punishment) dapat diterapkan secara mudah atau efektif untuk membantu meningkatkan Pendidikan Moral bagi Siswa/i maupun Mahasiswa/i. Nilai-nilai Pancasila seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Permusyawaratan dan Keadilan bisa ditanamkan atau diajarkan dengan pembelajaran berbasis Perilaku.

Pendekatan Behaviorisme dalam Pendidikan Moral Pancasila

Berdasarkan dua pembentukan perilaku diatas, yaitu:

          Penguatan (Reinforcement)

  • Penguatan Positif (Positive Reinforcement)
  • Guru memberikan apresiasi kepada peserta didik yang menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan belajar supaya peserta didik dapat terus meningkatkan nilai-nilai moral Pancasila.
  • Penguatan Negatif (Negative Reinforcement)
  • Guru mengurangi tugas tambahan agar peserta didiknya lebih belajar dalam mempraktikkan nilai-nilai moral Pancasila dari pada terus berteori.                                                                                                                                                                                                                           b. Hukuman (Punishment)
  • Memberikan teguran atau konsekuensi yang edukatif kepada peserta didik karna telah melanggar nilai moral Pancasila supaya peserta didik dapat terus meningkatkan moral Pancasilanya.

Implementasi Nilai Pancasila dengan Teori Behaviorisme

Untuk mengimplementasikan Nilai-nilai Pancasila dengan Teori Behaviorisme itu ada berbagai cara, yaitu:

  • Sila Pertama: Mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum belajar dan saat waktunya beribadah peserta didik diarahkan untuk beribadah terlebih dahulu, ini bertujuan untuk meningkatkan nilai Ketuhanan.
  • Sila Kedua: Memberi apresiasi atau penghargaan kepada peserta didik yang sudah menerapkan nilai-nilai moral Pancasila agar peserta didik tersebut terus menerus melakukan perbuatan tersebut, ini bertujuan untuk meningkatkan nilai Kemanusiaan.
  • Sila Ketiga: Peserta didik diajarkan untuk belajar dengan cara diskusi atau berkelompok, ini bertujuan untuk memperkuat nilai Persatuan.
  • Sila Keempat: Peserta didik diajarkan untuk memecahkan suatu persoalan dangan cara mufakat atau bermusyawarah secara demokratis, ini bertujuan untuk meningkatkan nilai Demokrasi dalam peserta didik.
  • Sila Kelima: Memberikan sanksi edukatif kepada siapapun tanpa terkecuali yang melanggar nilai moral Pancasila, ini bertujuan untuk menciptakan suatu nilai Keadilan bagi seluruhnya tanpa terkecuali.

Dengan penerapan Teori Behaviorisme, penguatan nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan secara mudah dan efektif, seperti proses Penguatan (Reinforcement), Hukuman (Punishment) dan Pengimplementasian nilai-nilai Pancasila dapat membantu peserta didik memperbaiki ketimpangan Moral yang makin marak terjadi yang disebabkan oleh makin berkembangnya zaman. Namun lebih baiknya juga para pendidik lebih peka terhadap peserta didiknya supaya dapat mengatasi ketimpangan Moral yang berlanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun