Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hanya Karena Belum Kenal

20 November 2020   05:51 Diperbarui: 20 November 2020   06:03 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa kadang ada seorang tokoh yang sebenarnya begitu baik, sebenarnya memiliki kedalaman ilmu yang luar biasa, kok bisa-bisanya mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan?

Tentunya karena ada alasan khusus. Kadang ada saja orang yang tidak menyukai tokoh yang telah berjasa besar dan berkontribusi untuk masyarakat, bangsa, atau agama. Kadang ketidaksukaan itu juga berawal dari perbedaan prinsip atau pendapat. Kemudian kian melebar dan makin memanas.

Fenomena menuduh seorang tokoh yang sebenarnya merupakan ahlussunah lalu dianggap Syiah, atau bahkan "tragedi" mengkafirkan tokoh terkemuka sebenarnya sudah menjadi bagian dari sejarah panjang yang terulang. Bahkan hingga hari ini. Sampai sekarang yang seperti itupun kadang masih terjadi.

K.H. Said Aqil ketua umum PBNU yang dituduh syiah, atau Gus Dur yang sampai dikafirkan karena kebijakan-kebijakan beliau yang kadang terlihat kontroversial. Atau bahkan Habib Muhammad Quraish Shihab yang juga dituduh berpaham menyimpang karena karya-karya beliau yang membahas Jilbab dan lain-lain.

Habib Quraish Shihab bagi sebagian orang adalah sosok yang kontroversial. Mungkin karena pendapat-pendapat beliau yang kadang terkesan tidak merupakan pendapat yang mainstream.

Sampai-sampai berawal dari perbedaan pendapat itu ada oknum yang berani mencaci maki, kemudian lama kelamaan juga ada yang berani mengaggap sesat. Kemudian fitnah dan cacian itu kian terdengar banyak orang awam, yang kemudian makin banyak masyarakat awam yang akhirnya ikut terhasut dan ikut-ikutan mencaci dan menyesatkan.

Sekarang kita bertanya kepada mereka, apakah mereka pernah bertemu dengan beliau yang bersangkutan? Pernahkah berdialog atau berdiskusi langsung? Atas dasar apa ikut mencaci dan menyesatkan?

Hanya karena belum kenal. Hanya karena tidak tahu. Andaikan dulu orang-orang tahu dan kenal dekat dengan beliau-beliau, menyadari kepakaran dalam ilmu pengetahuan yang dimiliki beliau, juga kesalihan dalam tingkah laku sehari-hari, lalu merasakan semangat dan konsistensi dalam menulis yang beliau miliki, maka orang tak mungkin berani begitu saja menuduh beliau syiah atau sejenisnya.

Andaikan orang mengenal dekat Habib Quraish Shihab. Hampir tiap hari berjumpa, hampir tiap hari melihat bagaimana kepribadian beliau yang sebenarnya, tak mungkin kiranya orang akan berani menyesatkan beliau begitu saja. Sebab termakan isu.

Jika kita tahu keteladanan beliau yang sesungguhnya kita mungkin justru akan berbalik mengagumi beliau. Kabarnya beliau memiliki kebiasaan menulis setelah subuh dengan ditemani teh Lipton yang diseduh sendiri. Dan katanya beliau telah melakukan hal itu hingga puluhan tahun. Hingga kita tahu, buku karya beliau yang telah diterbitkan sekarang ini luar biasa banyak jumlahnya. Beliau sangat produktif menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun