Beliau kabarnya juga tidak mau menghabiskan waktu sia-sia. Misalnya saja ada janji temu jam sembilan, maka sebelum jam sembilan pun beliau sudah menunggu. Tak ada istilah jam karet dalam diri beliau.
Kabarnya juga, beliau tidak berkenan untuk dipanggil habib, bahkan kiai. Ketika orang menyebut beliau sebagai mufassir, beliau justru mengatakan bahwa "saya hanya pemerhati Alquran". Sikap rendah hati beliau yang luar biasa bisa dirasakan oleh yang menyaksikannya dari dekat.
Mungkin banyak dari masyarakat yang hanya mengenal banyak tokoh besar dari berita hoaks dan fitnah yang penuh kebencian. Namun tidak mencoba mencari kebenaran, dan memahami kepribadian sebenarnya yang dimiliki tokoh tersebut. Hanya karena belum kenal, akhirnya jika ada yang memfitnah kemudian orang lain akan terhasut.
Jika kita mendengar kabar miring tentang tokoh A, atau tokoh B, mungkin sebaiknya kita bertanya pada diri sendiri, sebelum mau percaya pada kabar tersebut, "apakah kita benar-benar mengenal tokoh tersebut dengan baik?"
Orang tidak akan mengerti manisnya madu, sebelum mencicipinya. Yang belum pernah tahu rasanya madu, akan takut untuk mendekati sarang lebah. Karena telanjur percaya, apakah lebah yang kabarnya begitu menyakitkan kalau menyengat itu bisa menghasilkan madu yang manisnya lebih nikmat dari sebongkah gula?
Sekian terimakasih.
***
Wallahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H