Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The Wailing: Godaan Keraguan

16 November 2020   05:26 Diperbarui: 16 November 2020   05:36 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film. (sumber: miamifestival.com)

The Wailing mungkin lebih dari sekedar cerita horor yang mengundang ketakutan penontonnya. Film itu lebih dari sekedar cerita. Dimana dengan anggun disisipkan simbolisme dan mungkin pertanyaan bernada satire tentang religiusitas. 

The Wailing jika kita menikmatinya secara kasat mata, mungkin hanya akan melihatnya sebagai pertunjukan adu kekuatan supranatural. Dimana sang pembuat film dengan cemerlang mampu menyembunyikan siapa antagonis, siapa protagonis. Penonton hanya sekedar berspekulasi dalam bayang-bayang petunjuk yang dihadirkan sepanjang  cerita. 

Namun jika menerka ada parade apa dibalik narasi yang dibangun? Secara tak sadar penonton telah disindir hingga titik yang dalam. Tentang ketakutan masa lalu yang lama-kelamaan menjadi legenda.

Yah, itulah pertarungan manusia sebagai makhluk yang sebenarnya polos tak bernoda, namun kadang menjadi keruh, menjadi kotor karena diperdaya kekuatan tak kasat mata. Sosok yang selalu berusaha menjerumuskan manusia dalam kesalahan; setan. 

Dalam kerangka cerita, kita tak melihat dalang dari segala masalah itu turun tangan. Setan hanya menebar umpan dan kail, lalu ada mangsa yang meraihnya. Dia cerdik untuk memilih tidak mengotori tangannya dengan kejahatan. Tapi lewat tipu daya dia memaksa manusia melakukan perbuatan keji untuk dirinya. 

Penduduk yang diserang wabah misterius lalu kehilangan kesadaran dan melakukan pembunuhan. Sementara dari jauh, pelaku yang sebenarnya hanya memandang. 

Sungguh ironi, saat tokoh utama yang bertugas menyelidiki juga bertanggung jawab menyelesaikan masalah, justru tenggelam dalam problematika yang sama. Dia yang melihat kekacauan itu dalam kehidupan orang lain, malah harus menanggungnya di kehidupannya sendiri. 

The Wailing mencoba menjangkau titik fundamental dalam perjalanan manusia; keyakinan dan keragu-raguan. Keyakinan kuat yang didukung dengan bukti-bukti akurat justru lama kelamaan menjadi rapuh dengan sedikit rotasi dan kejadian yang nampak memutar balikkan fakta. Dengan segera keyakinan berganti keraguan. 

Seperti setan, yang tak merusak dengan cara anarkis. Namun dengan metode lembut yang merogoh dalam nurani dan cara berpikir seseorang. Mereka tidak menggerakkan secara langsung tangan manusia untuk kejahatan. Tapi mereka mencoba mengusik keteguhan hati seseorang, memaksa manusia untuk mencoba mempertanyakan kembali keyakinannya. 

Bahkan saat jelas kita telah mencoba membuktikan dengan sepenuh keberanian, berbekal kesimpulan yang lebih dari sekedar deduksi, semua menjadi runtuh seketika tatkala tanpa senjata, sang antagonis cukup membalikkan semua kata-kata. Si tokoh yang malang itu di akhir cerita menjadi dilema dan ragu, tak percaya lagi pada dirinya sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun