Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Tentang Dua Karya Makoto Shinkai, "Your Name" dan "Weathering With You"

28 Juli 2020   05:36 Diperbarui: 28 Juli 2020   05:50 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejatine urip kuwi mung sawang sinawang. Itu nasihat bijak orang Jawa. Mungkin agar kita tak selalu liar dalam berekspektasi. Sebab bayangan fantasi kita kadang tak pernah lebih baik saat dibenturkan dengan kenyataan yang sebenarnya. Hidup yang kita miliki sudah begitu indah, tapi sesekali kadang masih iri dengan kebahagiaan orang lain.

Sementara yang bisa dilihat hanya senyuman, dan orang lain akan sungkan berbagi tangisan. Oleh sebab itu ada pepatah bahwa rumput tetangga selalu nampak lebih indah. Bagaimana mungkin kita bisa mendapatkan air jernih bila tak mau menyaring air keruh?

Lalu pernahkah merasa sesekali ingin bertukar kehidupan? Suntuk hidup di desa dan ingin menjadi orang lain. Ingin pindah saja jadi orang kota dan merasakan bagaimana sesungguhnya peradaban.

Atau jenuh menjadi orang metropolitan, dengan segala keramaian dan polusinya. Asap, dan gedung pencakar langit yang menggangu pemandangan. Lalu ingin sekali bertukar kehidupan dengan mereka yang tinggal di desa terpencil. Tempat yang masih belum terjamah oleh teknologi.

Dan bagaimana jika hal itu sungguh terjadi? Suatu hari bangun pagi menjadi orang lain. Dengan segala kontras akan budaya dan kesehariannya. Ditambah lagi bila itu bukan mimpi. Apakah kita akan benar-benar bahagia jika memiliki keinginan seperti itu, dan tiba-tiba jadi kenyataan?

Apakah kita akan merasa senang saat terpikirkan lelah jadi diri sendiri, dan tiba-tiba ingin jadi orang lain. Lalu hal itu mendadak terwujud seketika? Adakah jaminan kita akan benar-benar bahagia?

Atau ternyata hidup yang kita miliki saat inilah yang terbaik. Hanya saja belum disadari sepenuhnya. Inilah sebenarnya segala kebahagiaan yang diimpikan manusia di sekitar kita? Orang-orang yang melihat kita dari kejauhan. Mereka menginginkan apa yang kita miliki, tapi kita justru menginginkan apa yang mereka miliki.

Mengapa tak bertukar kehidupan saja? Lalu jangan-jangan saat benar-benar bisa bertukar kehidupan, justru malah menyesal dan ingin semuanya kembali seperti sediakala. Sebab seperti kata pepatah Jawa tadi, sejatine urip kuwi mung sawang sinawang.

***

Sedikit ide fantasi semacam itulah yang mungkin ingin dibawa oleh Makoto Shinkai dalam filmnya. Film yang disambut hangat beberapa tahun silam itu. Your Name, Kimi no Nawa.

Butuh sejenak waktu bagi saya untuk mencerna "liar" gagasan yang dibawa oleh Makoto Shinkai. Film itu penuh kejutan. Selain juga kita dimanjakan dengan animasi yang apik. Gambar yang menghibur mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun