Cerpen Hanya Isyarat seolah-olah merupakan "kembaran" dari lagu Hanya Isyarat.
Maka buku Rectoverso adalah pengejawantahan dari bakat seorang Dewi Lestari. Dunia musik dan tulis menulis sekaligus. Cerpen dalam Rectoverso adalah kisah-kisah dari lagu-lagu karya Dee yang memiliki nilai naratif.
Maka sesuai judulnya, Rectoverso, yang memiliki arti terpisah namun sebenarnya satu kesatuan utuh. Cerpen-cerpen dalam buku ini seolah tidak terikat dengan lagu-lagu Dee. Namun sebenarnya keduanya saling bertautan. Mungkin saling melengkapi satu sama lain. Terserah bagaimana seseorang menginterpretasikan itu. Bisakah menemukan hubungan erat antara sebelas lagu dan sebelas cerpen Dee dalam buku ini? Silahkan mencoba...
Oh iya... Dalam Rectoverso diselipkan gambar-gambar yang membantu untuk bercerita. Satu dua bentuk visual tentu membantu pembaca merambah ekspektasi yang tinggi akan sebuah fantasi.
Karena itulah, saya pribadi senang jika bisa menyisipkan gambar dalam tulisan. Agar bisa mengarahkan imajinasi pembaca sesuai apa yang saya inginkan...
Maka jika ada suara, bahasa, dan gambar sekaligus dalam sebuah karya, itu terdengar bagi saya adalah benar-benar ide yang luar biasa. Apalagi jika itu semua adalah sebuah rectoverso...
Ada ide tentang musikalisasi puisi. Ada ide tentang pementasan drama berdasarkan novel atau kisah yang sudah terkenal hingga melegenda. Maka bagus saat ada ide tentang menarasikan lagu-lagu. Membentuk cerita.
Sesekali orang butuh bacaan yang ringan, namun sarat akan makna.
***
Rectoverso bukanlah buku yang bercerita tentang kisah menaklukkan dunia. Tapi kisah-kisah didalamnya amat sederhana.
Dan dengan kesederhanaan itulah, banyak tulisan bisa menemukan tempat di hati pembacanya. Karena kesederhanaan itulah kehidupan sehari-hari yang dialami kebanyakan orang. Sehingga seolah para pembaca hadir menjadi tokoh utama dalam cerpen-cerpen Dee.