Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sisi Lain Erwin Rommel, Si Rubah Gurun yang Menjunjung Perang Tanpa Benci

28 April 2020   05:17 Diperbarui: 28 April 2020   05:13 1800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin karena terlalu banyak, pihak Inggris menawarnya menjadi 600.000. Mungkin setelah tawar menawar, Von Luck setuju. Anda boleh percaya kisah ini boleh tidak. Ternyata perwira yang ditawan tadi adalah ahli waris dari pemilik perusahaan rokok tersebut. Lucu sekali, bukannya seneng mau dibebaskan, malah perwira itu marah-marah. Pokoknya dia gak mau ditukar dengan hanya 600.000 rokok. Harus sejuta rokok. 600.000 rokok itu dibawah standar. Katanya kisah ini ada di buku Pegassus Bridge nya Stephen Amborse.

Memang sih, tidak bisa dipungkiri kejahatan perang tetap ada. Tapi setidaknya tidak di semua tempat. Selalu ada orang baik di tempat paling buruk sekalipun. Jadi berhentilah memukul rata. Tetap ada hal baik yang bisa selalu kita nilai. Jangan hanya lihat sisi negatifnya saja.

Apalagi jika melihat norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam struktur militer Heer (satuan darat Werchmart) yang merupakan suatu angkatan yang masih memegang teguh norma-norma perang secara ksatria (chivalrous warfare). Meskipun hal ini tidak menutup kemungkinan anggota-anggota Wehrmacht juga terlibat dalam kejahatan perang. Bukannya berburuk sangka, tapi faktanya saat perang sedang dalam kondisi tak terkendali, dapat dikatakan hampir semua negara juga pernah melakukan kejahatan perang. Hanya saja ada yang terekspos dan ada yang berhasil disembunyikan.

Dan citra dari Wehrmacht tidak seburuk dengan citra Waffen-SS di mata sekutu. Yang identik dengan kejahatan perang itu ya garda Waffen-SS. Tapi juga gak semuanya begitu. Yang baik juga banyak.

Memang ada wacana yang mengatakan kalau Waffen-SS tidak dianggap oleh para musuhnya sebagai suatu formasi tempur yang terhormat. Kabarnya, para tahanan perang Waffen-SS sering dihajar oleh musuh-musuhnya, dan diperlakukan lebih kasar jika dibandingkan dengan tahanan angkatan bersenjata lainnya. Ditambah lagi para mantan anggota SS tidak berhak mendapatkan dana pensiun dan keuntungan-keuntungan lain seperti yang didapat anggota Heer.

Kita juga seyogyanya melihat fakta bahwa Wehrmacht (angkatan bersenjata Jerman secara umum, baik Heer, Luftwaffe, ataupun Kriegsmarine) mampu menempatkan dirinya setara dengan legiun Caesar dan Grande Arme Napoleon sebagai suatu formasi tempur teratas sepanjang sejarah, yang bukan saja ditakuti karena memiliki prestasi direkam dari kemampuan tempurnya yang baik, tapi juga dihormati jika dilihat dari jiwa prajurit yang ksatria.

Kabarnya, seusai perang, tahanan perang Wehrmacht lebih bersahabat dan lebih mudah diajak berkompromi. Itu merupakan suatu hal yang lebih disukai pihak sekutu, sehingga mereka diperlakukan dengan lebih baik. Kita bisa kok melihat detil peristiwa itu, gambarannya dalam karya film yang realistis seperti bikinan sutradara Stephen Spielberg. Bukan film lain yang terlalu banyak adegan dramatisir nya.

Terakhir, memang saya sendiri mengakui bahwa satuan SS andil besar dalam pembersihan etnis dan kisah-kisah kelam dibalik tahanan perang. Dapat kita lihat, di mana pasukan SS beroperasi, hampir selalu ada rekaman kejahatan perang yang mengikuti. Perbedaan yang begitu mencolok adalah saat kita lihat medan tempur Afrika. Seperti yang saya bahas diatas. Setahu saya tidak ada kejahatan perang yang sampai bersifat massal terjadi di sana, seperti kita temukan dalam kisah di palagan Eropa. Salah satu alasan realistis yang dapat diambil mungkin adalah karena tidak ada pasukan SS yang disebar di medan Afrika untuk fungsi tempur.

Katanya berkali-kali Heinrich Himmler mau mengirimkan satuan SS ke Afrika untuk membantu Rommel. Tapi Rommel menolak. Konon kabarnya Rommel memang gak suka dari dulu dengan Waffen-SS.

Memang katanya ada kantor keamanan SS yang dibuka, namun hanya berfungsi untuk tugas garis belakang dan fungsi non-tempur. Ditambah lagi, antara Jerman-Italia dan Inggris juga saling menghormati satu sama lain di medan tempur. Terlebih lagi Jerman yang dipimpin oleh Rommel, dan Inggris yang akhirnya dipimpin Montgomery, dua jenderal terhormat yang menjunjung tinggi 'the rules of chivalrous warfare'.

27 April 2020 M.
Sekian dulu... Kapan-kapan bisa disambung lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun