Membaca itu mengasyikkan. Kita bisa membayangkan ikut petualangan Herge dalam komik Tintin. Keliling dunia. Ikut wisata Profesor Robert Langdon mengunjungi perpustakaan Vatikan yang terlarang itu. Mengunjungi katakomba dibawah Basilika Santo Petrus. Ikut menemani Agatha Christie dan kisah ikonik Hercule Poirot miliknya. Saat saya membaca buku, itu membuat saya penasaran.
Maka saya ingin meneruskan kegembiraan itu bukan sebagai cita-cita. Tapi sekedar hobi. Saya ingin cita-cita yang lebih keren. Menulis tidak akan membuat dirimu kaya raya. Kecuali kamu adalah JK. Rowling. Jadi penulis, buku terjual habis saja sudah untung.
Sekarang ini sedang musim-musim pembajakan buku. Itu benar-benar membuat para penulis yang tak punya pekerjaan sampingan jadi tak bisa makan. Setidaknya saya ingin cita-cita rasional yang bisa membuat kita kaya, dan membuat anak istri kelak bisa hidup sejahtera. Lalu punya hobi sampingan menulis dan membaca.
Pembaca yang baik pasti bisa menulis. Bohong jika diksi mereka buruk. Bohong jika cerita yang mereka tulis akan membosankan. Karena menjadi penulis tak butuh trah keturunan penulis juga.
Tak butuh bakat magis semacam jadi dukun, yang kakek neneknya juga harus seorang dukun. Penulis bisa lahir dimanapun, dan kapanpun. Anak siapapun. Semua orang bisa menulis asalkan mereka rajin membaca.
Jika harus menempuh sampai lima tahapan untuk jadi penulis, maka tahap pertama adalah suka membaca, tahap kedua adalah rajin membaca, tahap ketiga adalah jangan pernah berhenti membaca, tahap keempat adalah menulis sesuatu yang kita bisa, dan tahap terakhir adalah jangan pernah merasa putus asa untuk terus mencoba menulis dan menulis.
Tak peduli nanti ada yang membaca atau tidak.
Teruslah menulis. Meskipun yang baca tulisan itu hanyalah kita sendiri.
Saya percaya pada sosok JK. Rowling yang tak kenal putus asa. Konon empat belas penerbit menolak karya besarnya. Bayangkan itu, empat belas...
Bahkan saya tidak bisa menyebutkan nama empat belas penerbit jika saya punya naskah novel. Saya mungkin akan berhenti di penerbit ke sepuluh, karena tak tahu lagi nama penerbit yang lain.
Pertama ke Gramedia, ditolak, Mizan, ditolak lagi, Bentang Pustaka, lagi-lagi ditolak, Serambi ilmu semesta, pasti ditolak, Diva press, ditolak, Obor Indonesia, yakin ditolak, Elex media Komputindo, jelas ditolak sebab ini bukan komik, Gagas media, mungkin ditolak, Grasindo, yakinlah ditolak, Airlangga, optimis ditolak, Tiga Serangkai, saya sudah kehabisan kosa kata. Ada yang tahu nama penerbit lain? Ini belum empat belas.