Dalam salah satu versi literatur klasik, kisah asbabun nuzul surat al-Qadr menyinggung cerita tentang seorang pahlawan lama bangsa Israel. Sam'un al-Ghazi. Kita bisa membaca kisahnya dalam kitab seperti Durratun Nasihin.
Dikisahkan, Sam'un al-Ghazi ini sangat kuat. Ia punya kelebihan dalam fisik. Dan ia gunakan untuk membela agama Allah. Sanggup berperang tanpa henti sampai seribu bulan lamanya. Perjuangan beliau tidak mudah, beliau dikhianati oleh istri beliau sendiri. Tatkala rambut beliau dipotong, kekuatan besar itu mendadak hilang. Kisahnya bisa dibaca, hadisnya sangat terkenal. Wallahu a'lam.
Ternyata kisah ini tak sekedar cerita. Bukan legenda atau mitos. Dalam Bible juga ada kisah serupa. Saya gak mengatakan mirip. Hanya saja, iseng-iseng saya baca. Ada keterangan tentang distorsi dan ketidak sesuaian dalam perjanjian lama dan perjanjian baru dengan kisah-kisah dalam literatur Islam.Â
Meskipun banyak sekali cerita yang punya garis besar mirip, tapi saat kita mencapai detil peristiwa, kisahnya seolah sangat tidak sesuai dengan gambaran Islam tentang agama Nasrani yang murni. Bukankah syariat Islam dan agama sebelumnya berbeda? Bukankah ada pembahasan sub bab "syar'u man qoblana"? Sudahlah, ini pembahasan yang "remang-remang." Topik yang sensitif. Jadi, lebih baik kita tak tahu suatu hal sama sekali, daripada tahu tapi salah.
Bible, yang terbagi dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, memiliki banyak kanon. Itu pun semua tidak dimasukkan, seperti versi Injil Barnabas itu, atau yang sangat asing, seperti versi Injil Maria Magdalena, yang juga tidak masuk kanon. Tidak seperti Al-Qur'an yang sejak dulu hingga sekarang manuskripnya hanya satu.Â
Yah, kita tahu memang dulu ada naskah yang berbeda, dalam penyusunan, bukan isi. Seperti mushaf sahabat Ibnu Mas'ud atau siapa, agak lupa, lalu dimusnahkan. Demi kebaikan bersama. Agar tidak ada banyak versi. Hanya satu versi mushaf Rasm Ustmany yang disetujui. Mungkin bisa dibahas lain kali. Mohon koreksinya.
Dalam al-Kitab, Bible, tokoh ini mungkin adalah Simson. Simson merupakan salah satu dari tujuh hakim paling terkenal dalam al-Kitab. Hal itu disebut dalam Perjanjian Lama. Simson adalah pahlawan bangsa Israel melawan penjajah Filistin. Dia sangat kuat, hingga dalam sebuah lukisan, digambarkan mampu membunuh seekor harimau atau singa, hanya dengan tangan kosong.
Sayang dia dikhianati oleh istri sendiri. Namanya Delilah. Orang-orang Filistin "menyogok" Delilah agar mau mencari kelemahan suaminya. Dipotonglah rambut suaminya. Dan kekuatannya hilang. Simson ditangkap orang-orang Filistin. Disiksa dan konon dimutilasi.Â
Saat itulah, Tuhan memberikan dia kekuatan kembali. Diangkatnya pancang beton pilar-pilar yang menyangga istana bangsa Filistin. Istana itu runtuh seketika. Menguburnya, bersama sekian ribu bangsa Filistin.Â
Hanya saja, dalam kisah di kitab Durratun Nasihin, Simson tidak meninggal dunia. Tidak sedang bunuh diri seperti dalam Bible. Simson atau Sam'un dalam versi Islam setelah mengalahkan semua musuhnya, lantas menyarungkan pedang. Menghabiskan usia hanya untuk beribadah kepada Allah SWT, terus menerus tanpa henti.
Kisah Simson, Sam'un, atau versi film dari Paramount Picture adalah Samson, kita juga punya versi sendiri di film lama buatan Indonesia, walaupun saya tidak mengatakan itu adalah orang yang sama, namun memiliki pelajaran besar yang satu. Tentang pentingnya peran wanita. Bukan cerita yang baru, ternyata sejak dulu, sejak zaman bangsa Israel, seorang lelaki bisa saja gagal jika perjuangannya tidak didukung oleh wanita yang baik.