Menafsirkan kalimat penulis novel, saya bisa leluasa. Banyak kata-kata indah dalam fiksi yang berbalut dilema. Kita bisa sesekali menerjang batas realitas. Tentu jika kita menganggap negeri Hastina Pura hanyalah dongeng. Sering saya temukan banyak kalimat indah dalam literatur klasik, dan saya selalu ketakutan menerjemahkannya. Saya lebih suka membiarkan kesederhanaan dalam dawuh-dawuh generasi salafus salih. Apa adanya. Biarkan demikian tanpa tafsiran. Bagaimana mau memaknai itu, tergantung pengalaman hidupmu. Karena maqolah-maqolah itu, adalah kalimat sederhana yang tak ada habisnya.
Seperti sejauh apa bisa meresapi kandungan makna Al-Qur'an dan hadis kanjeng nabi, kadang adalah tergantung seberapa jauh perjalanan ilmiah seseorang. Semakin jauh, bisa semakin dalam. Kadang tergantung seberapa bersih hati seseorang. Semakin jernih, semakin luas.
Maaf, bahasa saya sering ambigu. Hidup manusia biasa ini apalah yang pasti...
19 Maret 2020 M.
Saat bosan baca sebuah buku lain yang punya cita rasa seperti jurnal.