Mohon tunggu...
Sam Kamuh
Sam Kamuh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Editor

Live your life with good thoughts, good words, good deeds.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Setia Sampai Mati

16 Agustus 2014   08:21 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:24 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14081268441677236205

http://www.deankwilson.com/images/Under_her_wings.jpg

Setelah musibah kebakaran hutan di Yellowstone Park, fotografer National Geographic bersama-sama dengan beberapa penjaga hutan naik ke sebuah gunung untuk menilai kerusakan akibat api. Ketika sedang mendaki melalui hutan yang terbakar, fotografer menemukan burung yang terbakar dan sudah menjadi abu, namun tampak tegar dengan bentuk yang kokoh di tanah di dasar pohon. Tampak aneh dan menakutkan, sehingga sang fotograferpun dengan lembut menyepak abu burung tersebut dengan sepatu botnya. Ketika itu juga, tiba tiba tampak bergegas keluar dari bawah sayap induk mereka yang sudah menjadi debu, 3 ekor burung kecil.

Induk burung yang penuh kasih ini, sangat menyadari bencana yang akan datang, sehingga membawa anak-anaknya ke dasar pohon kemudian mengumpulpunkan mereka di bawah sayapnya, oleh karena secara naluri ia mengetahui bahwa asap beracun akan menyapu tempat itu. Bisa saja ia terbang ke tempat yang aman, tetapi ia menolak untuk meninggalkan anak-anaknya. Ketika api tiba dan panas menghanguskan tubuh kecilnya, ibunda burung tetap bertahan. Karena kerelaannya untuk mati, anak anaknya yang berada di bawah sayapnya, tetap hidu.

Naluri ibu burung untuk melindungi anak anaknya, merupakan kualitas karakter yang jarang ditemukan namun masih tampak di antara manusia. Selama penembakan di Bioskop di Aurora, Colorado, tahun lalu, beberapa orang berlari untuk menyelamatkan diri, meninggalkan anak-anak mereka di belakang. Tetapi ada yang lain yang melemparkan diri atas anak anak dan keluarga mereka, mengorbankan hidup mereka sendiri. Ini mengingatkan saya pada ayat Alkitab: Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita (1 Yohanes 3:16).

Yesus tidak ragu-ragu untuk memberikan nyawa-Nya bagi dunia yang telah diselimuti api dosa yang tak terpadamkan . Kristus menangis dan berkata, “Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.” ( Matius 23:37 ) . Juruselamat kita mengulurkan tangan-Nya atas kita, untuk melindungi kita dari hukuman dosa. Kristus mati supaya kita bisa hidup.

Gambar induk ayam yang duduk diam di atas anak-anaknya, dengan sebagian anak ayam mengintip keluar, membuat kita tersenyum . Tapi gambar Kalvari adalah seperti burung yang tewas dalam kebakaran di Yellowstone, dengan sayapnya yang terentang, setia sampai mati agar kita bisa hidup.

KEY ALKITAB TEKS
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.
- Mazmur 91:4

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun