http://drsatyakamphukan.files.wordpress.com/2010/04/felix-2.jpg
Pada tahun 1904, seorang tukang pos di Havana, Kuba, membaca di surat kabar bahwa Olimpiade tahun tersebut akan diselenggarakan di St Louis, Missouri. Saat itulah Felix Carvajal, dengan tinggi badan 5 kaki 1 inchi, tiba-tiba memutuskan untuk ikut dalam Olimpiade. Hampir tidak punya uang, dan tanpa pengalaman apapun termasuk tanpa sponsor, Felix memutuskan untuk membayar dengan caranya sendiri untuk bisa ikut Olimpiade. Setelah selesai mengantar surat, ia akan pergi ke Havana Central Plaza dan berlari dalam lingkaran untuk menarik perhatian orang. Dia kemudian mengumumkan niatnya untuk mengikuti Olimpiade dan berjanji akan membawa hadiah dan tentunya mendapatkan kehormatan besar bagi negara Kuba. Penonton terkesima dan rela menyumbangkan uang yang cukup untuk membantu dia mengikuti lomba sehingga mengantarkan Felix ke sebuah kapal wisata menuju New Orleans.
Namun, tiket kapal itu mahal, dan sebagian uang Felix dicuri orang ketika berada di New Orleans. Tidak ada pilihan lain, Felix Carvajal kemudia berjalan, berlari dan menumpang kendaraan sepanjang 700 kilometer hingga tiba di St Louis, sesaat sebelum pertandingan dimulai. Hari itu suhunya 100 derajat, dan Felix memakai celana wol, sepatu berat, dan topi baret. Perlombaan terpaksa ditunda sementara agar celana Felix bisa dipotong menjadi celana pendek yang pantas untuk dipakai berlari. Kemudian terdengarlah bunyi pistol, 31 pesertapun mulai berlari.
Felix terus berpacu dengan mudah, bahkan tampaknya dia tidak peduli atas kemenangan, oleh karena sempat-sempatnya mengobrol dengan para pesorak dipinggir jalan. Oleh karena Felix tidak makan selama lebih dari dua hari, dan hanya ada satu stasiun air disepanjang lebih dari 26 kilometer perlombaan, apalagi cuaca panas dan berdebu, jadi dia pergi untuk memetik beberapa apel dari kebun terdekat. Beberapa saat kemudian, Apel hijau tersebut menyebabkan dia sakit perut sehingga harus berhenti beberapa kali sehingga waktu-waktu berharga itupun hilang.
Luar biasa, Felix masih mampu mencapai garis finish, dia berada diurutan keempat di antara pelari-pelari terbaik dunia. Dia dipuji oleh pers internasional oleh karena tekadnya besar serta sikapnya yang ramah, ia kembali ke Kuba sebagai seorang pahlawan dan melanjutkan pekerjaannya mengantarkan surat. Kami percaya, Felix bisa memenangkan maraton Olimpiade 1904 jika ia lebih mempersiapkan diri.
Apakah Anda siap untuk memenangkan perlombaan rohani Anda? Alkitab mengatakan, agar menang, kita harus berlari sungguh sungguh dan bertarak dalam segala hal. Perlu diingat, hadiahnya bukan "mahkota yang fana" tapi satu mahkota yang kekal selamanya!
Ayat Alkitab Penting
Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Â Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya ! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi- 1 Korintus 9:24,25
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI